Kamis 29 Jul 2021 10:56 WIB

Orang Tua Respons Kombinasi Pembelajaran Selama Pandemi

Inisiatif kombinasi pembelajaran dilakukan untuk menjawab kendala pembelajaran daring

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Gita Amanda
Berbagai inisiatif sekolah dan pemerintah dilakukan untuk menjalankan pembelajaran selama masa pandemi. (ilustrasi).
Foto: ANTARAAmpelsa
Berbagai inisiatif sekolah dan pemerintah dilakukan untuk menjalankan pembelajaran selama masa pandemi. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai inisiatif sekolah dan pemerintah dilakukan untuk menjalankan pembelajaran selama masa pandemi. Sejumlah sekolah yang sudah mencoba menerapkan tatap muka mengkombinasikannya dengan pembelajaran daring atau dengan pendampingan orang tua.

Insiatif kombinasi pembelajaran ini dilakukan untuk menjawab kendala-kendala selama pembelajaran daring dilakukan. Kepala KB Bahrul Ulum Lhokseumawe, Aceh, Nurul mengatakan para orang tua dan murid sebenarnya lebih senang dengan pembelajaran tatap muka.

Baca Juga

Nurul mengatakan pembelajaran tatap muka di sekolahnya sudah dimulai sekitar satu pekan, dengan protokol kesehatan yang sudah disiapkan sebelumnya. "Orang tua sangat antusias dengan adanya tatap muka ini," kata Nurul.

Walaupun demikian, pembelajaran tatap muka yang dilakukan tidak dilakukan secara normal atau seperti sebelum pandemi. Pembelajaran tatap muka selama pandemi ini dilakukan secara terbatas sesuai dengan arahan pemerintah.

Di KB Bahrul Ulum, Nurul menjelaskan pembelajaran dilakukan selama satu jam dan dijadwal di hari yang berbeda setiap kelas. Setelah itu, pembelajaran dilanjutkan di rumah dengan bantuan dari orang tua. Guru dan orang tua pun terus melakukan komunikasi untuk pembelajaran di rumah ini.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 7 Satu Atap Panggarangan, Banten, Ujo Robi Saputra mengatakan salah satu kendala yang dialami murid-muridnya adalah sulitnya mengakses internet. Meskipun berada di Banten, Pulau Jawa jaringan internet di lokasi ini masih cukup sulit.

Saat ini, pembelajaran yang dilakukan Ujo yakni dengan sebagian daring dan sebagian lagi luring. Bagi siswa yang tidak memiliki gawai atau jaringan internet yang baik, akan dijadwal untuk satu pekan sekali hadir di sekolah. Di sekolah pun siswa hanya akan membahas modul yang sebelumnya dikerjakan di rumah.

Ujo mengungkapkan, pada awalnya orang tua dan siswa merasa kesulitan dengan cara pembelajaran ini. Namun, sejak semester II tahun ajaran 2020/2021, pihak sekolah dan pemerintah daerah sudah lebih siap sehingga pembelajaran bisa dilakukan lebih lancar.

"Saat ini orang tua dan siswa menerima. Walaupun tidak 100 persen, kadang dengan latar belakang pendidikan dan tingkat ekonomi yang berbeda kadang muncul masalah. Tapi itu Alhamdulillah bisa diatasi," kata Ujo menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement