Kamis 29 Jul 2021 15:30 WIB

Kapasitas Bed Critical di Sleman Meningkat

Kini Sleman bisa menampung pasien yang rujukan maupun yang langsung ke IGD.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Pasien Covid-19 menjalani perawatan di tenda darurat khusus Covid-19 Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Yogyakarta.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Pasien Covid-19 menjalani perawatan di tenda darurat khusus Covid-19 Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, DIY, Joko Hastaryo mengatakan, penambahan kasus positif covid harian di wilayah setempat masih fluktuatif. Namun, belakangan cenderung naik dari 285 pada 26 Juli, 332 pada 27 Juli, dan 386 pada 28 Juli.

Dalam satu pekan sudah ada kecenderungan menurun walaupun belum menukik tajam. Perkembangan kesembuhan bertambah dari 326 pada 27 Juli menjadi 623 pada 28 Juli. Tapi, kematian juga bertambah dari 14 pada 27 Juli jadi 29 pada 28 Juli.

"Yang cukup menggembirakan, perkembangan kapasitas bed RS untuk bed critical 56 naik menjadi 224, kemudian non-critical dari 58 jadi 95. Saat ini, masih ada permintaan RS yang kosong tapi tidak setinggi awal Juli," kata Joko, Kamis (29/7).

Dengan kapasitas yang ada kini Sleman bisa menampung pasien yang rujukan maupun yang langsung ke IGD. Ia merasa, perhatian pemerintah cukup tinggi ke penanganan dengan selter-selter terpusat maupun RS darurat sebagai sayap RSUP dr Sardjito.

 

Untuk RSUP dr Sardjito memanfaatkan gedung Madliyah Islamic Center. Sedangkan, gedung UC dan Wisma Kagama akan menjadi sayap RSA UGM. Ia melihat, konsep sayap seperti ini akan sangat membantu rumah sakit menangani pasien-pasien covid.

Sebab, bisa dimanfaatkan bagi pasien tidak harus menunggu di RS utama selama 14 hari, tapi bila kondisi sudah membaik usai 10 hari bisa dipindah ke RS sayap. Soal Idul Adha, ia mengungkapkan, lonjakan baru dapat diketahui 10-14 kemudian.

"Jika terdapat penambahan signifikan dapat dikatakan ada klaster Idul Adha, namun sampai saat ini menurut data yang ada di Dinas Kesehatan Sleman tren selama ini menurun, sehingga belum ada klaster Idul Adha," ujar Joko.

Joko turut menyampaikan keprihatinan atas banyaknya rekan-rekan media yang terkonfirmasi positif karena ketugasannya banyak berhubungan dengan orang. Ia berharap, mereka bisa senantiasa menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Bila melakukan wawancara, ia menyarankan, rekan-rekan media menggunakan masker ganda karena adanya varian baru yang penularannya lebih cepat. Serta, senantiasa menjaga imun dengan mengonsumsi makanan-makanan yang bergizi ditambah vitamin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement