Jumat 30 Jul 2021 08:01 WIB

Israel Tahan Kapal dan Nelayan Gaza

Israel mempertahankan kendali atas akses laut di Gaza

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nur Aini
ilustrasi nelayan Gaza
Foto: www.salem-news.com
ilustrasi nelayan Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Angkatan Laut Israel menahan dua nelayan Palestina di lepas pantai daerah As-Sudaniya, Barat Laut Kota Gaza, Palestina, Kamis (29/7). Tentara juga menyita perahu mereka.

 

Baca Juga

Dilansir dari WAFA, saksi mata mengatakan bahwa para nelayan sedang berlayar dalam jarak 4 kilometer dari garis pantai ketika kapal angkatan laut Israel mengejar mereka. Kemudian, angkatan laut Israel melanjutkan untuk menahan nelayan dan menyita kapal mereka.

 

Empat belas tahun setelah “pelepasan” Israel dari Gaza, Israel belum benar-benar melepaskan diri dari Gaza. Otoritas penjajah itu masih mempertahankan kontrol perbatasan darat, akses ke laut dan wilayah udara di kota tersebut.

 

Dua juta warga Palestina tinggal di Jalur Gaza, yang telah menjadi sasaran blokade Israel yang menghukum dan melumpuhkan selama 12 tahun wilayah ini. Serangan juga gencar dilakukan Israel yang telah merusak banyak infrastruktur daerah kantong itu.

 

Sebanyak dua juta penduduk Gaza tetap berada di bawah pendudukan “pengendali jarak jauh” dan pengepungan ketat, yang telah menghancurkan ekonomi lokal. Tindakan yang mencekik mata pencaharian warga Palestina, menjerumuskan mereka ke dalam tingkat pengangguran dan kemiskinan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal itu terutama memutus dari wilayah Palestina yang diduduki lainnya dan dunia yang lebih luas.

Gaza tetap menjadi wilayah pendudukan, tidak memiliki kendali atas perbatasan, perairan teritorial, atau wilayah udaranya. Sementara itu, Israel sangat sedikit memegang tanggung jawabnya sebagai kekuatan pendudukan, gagal memenuhi kebutuhan dasar warga sipil Palestina yang tinggal di wilayah tersebut.

 

Setiap dua dari tiga orang Palestina di Gaza adalah pengungsi dari tanah di dalam tempat yang sekarang disebut Israel. Otoritas pendudukan Israel melarang mereka menggunakan hak untuk kembali karena mereka bukan orang Yahudi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement