Senin 02 Aug 2021 05:19 WIB

Haniyeh Kembali Terpilih Sebagai Ketua Biro Politik Hamas

Haniyeh Kembali Terpilih Sebagai Ketua Biro Politik Hamas

Rep: Lintar Satria/ Red: Muhammad Hafil
Pendukung Hamas melukis wajah pewaris sementara mach dengan bendera hijau dan nasional mereka selama protes terhadap rencana Israel untuk mencaplok bagian-bagian Tepi Barat dan inisiatif Timur Tengah Presiden AS Donald Trump, setelah sholat Jumat di jalan utama Kota Khan Younis, Jalur Gaza, Jumat , 26 Juni 2020.
Foto: AP/Adel Hana
Pendukung Hamas melukis wajah pewaris sementara mach dengan bendera hijau dan nasional mereka selama protes terhadap rencana Israel untuk mencaplok bagian-bagian Tepi Barat dan inisiatif Timur Tengah Presiden AS Donald Trump, setelah sholat Jumat di jalan utama Kota Khan Younis, Jalur Gaza, Jumat , 26 Juni 2020.

REPUBLIKA.CO.ID,GAZA--Ismail Haniyeh kembali terpilih sebagai ketua dewan biro politik milisi Islam Palestina, Hamas. Kemenangan ini memperkuat kendalinya pada organisasi yang menguasai Jalur Gaza dan berperang melawan Israel.

Haniyeh yang menjabat sebagai ketua biro politik Hamas sejak 2017 menguasai aktivitas politik kelompok tersebut di Gaza, di Tepi Barat dan diaspora Palestina di luar Gaza. Selama dua tahun terakhir ia banyak menghabiskan waktunya di Turki dan Qatar.

Baca Juga

Ia memimpin Hamas dalam eskalasi 11 hari dengan Israel pada bulan Mei lalu yang menewaskan 250 orang di Gaza dan 13 di Israel. Mesir memediasi gencatan senjata konflik tersebut.

"Saudara Ismail Haniyeh terpilih kembali sebagai kepala kantor politik gerakan untuk kedua kalinya," kata seorang pejabat Palestina usai pemilihan internal yang diikuti anggota partai, Ahad (1/7).

Masa jabatannya empat tahun. Haniyeh yang kini berusia 58 tahun adalah tangan kanan pendiri Hamas, Sheik Ahmed Yassian di Gaza sebelum ulama yang menggunakan kursi roda tersebut tewas dibunuh tahun 2004 lalu.

Haniyeh memimpin ranah politik  Hamas pada tahun 2006 ketika mereka berhasil memenangkan pemilihan parlemen Palestina. Mengalahkan Partai Fatah yang dipimpin Presiden Mahmoud Abbas.

Ia sempat menjabat sebagai perdana menteri setelah kemenangan pada Januari 2006. Tapi Hamas yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Israel dan Uni Eropa dikucilkan oleh masyarakat internasional.

Hamas merebut Gaza dari Otoritas Palestina yang didominasi Fatah pada tahun 2006 dalam perang sipil. Sehingga pemerintah Palestina hanya menguasai Tepi Barat pada tahun 2007.

Sejak itu Israel memblokade Gaza dengan alasan ancaman dari Hamas. Yehye Al-Sinwar juga terpilih untuk periode kedua sebagai kepala Hamas di Jalur Gaza. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement