Senin 02 Aug 2021 17:35 WIB

Bantuan Afirmasi Madrasah Disarankan untuk Perbaikan TIK

Bantuan Afirmasi Madrasah Rp 150juta bagi 2.666 madrasah.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Peserta Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kota Blitar mengikuti pembelajaran secara daring dari rumahnya di Blitar, Jawa Timur, Senin (12/7/2021). Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur menetapkan MPLS bagi siswa baru tingkat SMA/MA/SMK/SMALB/SMKLB tahun ajaran 2021/2022 dilakukan secara jarak jauh (Daring) dimulai hari ini, hingga Jumat (16/7/2021) karena masih berada pada masa PPKM Darurat.
Foto: ANTARA/Irfan Anshori
Peserta Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kota Blitar mengikuti pembelajaran secara daring dari rumahnya di Blitar, Jawa Timur, Senin (12/7/2021). Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur menetapkan MPLS bagi siswa baru tingkat SMA/MA/SMK/SMALB/SMKLB tahun ajaran 2021/2022 dilakukan secara jarak jauh (Daring) dimulai hari ini, hingga Jumat (16/7/2021) karena masih berada pada masa PPKM Darurat.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) menyiapkan anggaran Bantuan Afirmasi Madrasah Rp 150juta bagi 2.666 madrasah. Pengamat Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jejen Musfah, menyarankan bantuan digunakan untuk memperbaiki infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi.

"Saran saya, gunakan untuk infrastruktur teknologi informasi, seperti berlangganan internet, komputer, infokus, serta printer," kata dia saat dihubungi Republika, Senin (2/8).

Ia menilai bantuan yang diberikan ini hendaknya fleksibel dalam hal penggunaannya. Pemanfaatan bantuan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing madrasah, tidak boleh diseragamkan.

Tahun ini, Kemenag menyiapkan dana senilai Rp 399,9 miliar untuk membantu madrasah. Meski nominalnya kecil, ia meminta madrasah harus bijak dlm menggunakan dana tersebut.

Terkait peningkatan infrastruktur teknologi informasi, ia pun menyarankan madrasah untuk membuat website berbayar. Adanya website ini dimanfaatkan untuk menampilkan profil, kegiatan, serta prestasi, agar semakin dikenal oleh publik.

Saran tersebut ia sampaikan mengingat kondisi madrasah yang sebagian besar masih jauh dari kata memadai. Pandemi Covid-19 seolah memberi pencerahan akan kondisi tersebut.

"Pandemi menyadarkan kita bahwa tidak hanya fasilitas perpustakaan madrasah yang lemah, tetapi juga digitalisasi madrasah sangat lemah," lanjutnya.

Tidak hanya fasilitas yang belum ada, Jejen menyebut pandemi juga membuka mata akan belum meratanya jaringan internet di Indonesia. Masih banyak madrasah yang belum menyadari pentingnya internet bagi institusi dan pembelajaran.

Terkait pemilihan madrasah yang menerima bantuan afirmasi ini, ia menyebut ada beberapa indikasi yang sebaiknya menjadi panduan. Salah satunya status madrasah, yaitu negeri maupun swasta, serta representasi ormas.

"Beberapa indikator penerima misalnya negeri dan non-negeri, representasi wilayah dan ormas, serta organisasi profesi. Prioritas bantuan ini adalah madrasah yang belum memiliki fasilitas seperti disebutkan sebelumnya," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement