Rabu 04 Aug 2021 02:31 WIB

Mahasiswa UMM Rancang Layanan Uang Elektronik

Wangsaku yang berbentuk gelang jadi cara mahasiswa UMM kenalkan uang elektronik

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) merancang layanan uang elektronik bernama WangsakuSejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) merancang layanan uang elektronik bernama Wangsaku. Inovasi ini telah diikutsertakan dalam Pekan Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) dan berhasil lolos tahap pendanaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) pada Mei lalu.
Foto: UMM
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) merancang layanan uang elektronik bernama WangsakuSejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) merancang layanan uang elektronik bernama Wangsaku. Inovasi ini telah diikutsertakan dalam Pekan Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) dan berhasil lolos tahap pendanaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) pada Mei lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) merancang layanan uang elektronik bernama Wangsaku. Inovasi ini telah diikutsertakan dalam Pekan Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) dan berhasil lolos tahap pendanaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) pada Mei lalu.

Perwakilan tim, Tanthowi Jauhari mengatakan ide pembuatan layanan pembayaran daring tersebut berawal dari kegelisahan mereka akan tingginya kasus penularan Covid-19. Utamanya mereka yang berada di usia kanak-kanak. Terhitung dari Januari sampai Maret 2021 ada 120.000 anak yang tertular virus tersebut. 

Mahasiswa Prodi Informatika UMM ini mengaku khawatir angka kasus Covid-19 pada anak semakin naik saat sekolah kembali dibuka. Hal ini karena kontak fisik di antara mereka akan semakin banyak sehingga membentuk klaster penularan baru.

"Karena hal itu, kami berinovasi untuk mengganti penggunaan uang tunai dengan uang elektronik di lingkungan sekolah,” ucap pria yang disapa Antho ini, Selasa (3/8) 

Rancangan teknologi Wangsaku nantinya akan ditanamkan pada gelang sebagai media transaksinya. Gelang yang dilengkapi dengan teknologi Near Field Communication (NFC) ini akan memudahkan anak untuk membeli sesuatu tanpa harus melakukan kontak fisik. Selain berfungsi sebagai media transaksi keuangan, gelang ini juga bisa digunakan sebagai parental controlling karena struk belanja anak akan dikirim kepada orang tua.

Saat ini Antho dan tim telah merampungkan pembuatan aplikasi wangsaku. Selanjutnya, tim akan menguji coba aplikasi ini di salah satu sekolah Muhammadiyah wilayah Malang. 

Pada proses pembuatannya, Antho tak menampik, tim menemukan kendala saat menyusun database. Tim harus menghubungkan proses layanan di kasir kantin dan aplikasi wangsaku. "Hal itu cukup rumit untuk kami,” kata mahasiswa kelahiran Lombok tersebut dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan.

Selain Antho, aplikasi wangsaku juga dibuat oleh mahasiswa Andhika Dwi Aditya, Lale Wiega Arifah Chopsah,  dan Alif Syifa Arsyila dari Prodi Informatika serta Permaisuri Fatimah Azzahra dari Prodi Akuntansi. Antho berharap wangsaku bisa membantu meminimalisasi kontak anak-anak dengan benda serta menurunkan proses penularan Covid-19 di sekolah nantinya. 

“Saya berharap teknologi ini dapat diterima oleh banyak kalangan dan bermanfaat bagi masyarakat. Semoga Wangsaku juga bisa terus dikembangkan agar dapat memberikan dampak yang lebih dari ini,” kata dia menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement