Kamis 05 Aug 2021 15:30 WIB

Satgas Covid-19 PBNU Akui Stok Vaksin Menipis

Saat ini jumlah vaksin kurang atau distribusinya yang tidak merata.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Kiai menjalani observasi usai penyuntikan vaksin Covid-19
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Kiai menjalani observasi usai penyuntikan vaksin Covid-19

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 terlibat dalam program vaksinasi 'Kita Jaga Kiai'. Program ini diluncurkan oleh pemerintah melalui Baznas, Senin (2/8) lalu.

Ketua Satgas Covid-19 PBNU, dr Makky Zamzami, menyebut ada satu tantangan yang sedang dihadapi dalam menjalankan program tersebut. Persoalan yang dimaksud adalah keterbatasan stok vaksin di beberapa wilayah.

"Saat ini jumlah vaksin kurang atau distribusinya yang tidak merata. Saya rasa vaksin saat ini sampai akhir Agustus masih cukup, kisaran 10 sampai 15 juta dosis," kata dia saat dihubungi Republika, Kamis (5/8).

Ia menyadari, di setiap daerah kenaikan kasus akan berbeda. Di satu sisi, pihaknya ingin membantu pemerintah dalam upaya percepatan vaksinasi, dengan target 1 juta dosis per-hari.

Dokter Makky menyebut PBNU berupaya mendukung program ini dengan melaksanakan vaksinasi di pesantren. Saat ini, NU akan mengajukan permintaan bantuan ke semua pihak yang bertanggung jawab atas distribusi vaksin.

Di beberapa titik, ia berharap distribusi vaksin ini diharapkan terarah sehingga mencapai tujuan yang diinginkan. Pemerintah Indonesia juga disebut harus mempersiapkan vaksin untuk dosis kedua.

"Kalau tidak ada vaksin, program vaksinasi tidak bisa berjalan. Ada vaksin, tapi tidak ada biaya atau vaksinator juga tidak bisa. Maka ini harus berjalan beriringan," lanjutnya.

Meski saat ini kasus Covid-19 di Indonesia tengah melandai, ia menilai vaksinasi harus tetap dipersiapkan dan diperkuat. Jika momen ini tidak diambil, dikhawatirkan akan ada peningkatan tajam seperti sebelumnya.

Sebelum program ini diluncurkan, PBNU disebut sudah menjalankan vaksinasi di dua titik. Vaksinasi dilakukan di Cirebon dan Tangerang Selatan.

Sementara saat program "Kita Jaga Kiai" diluncurkan, vaksinasi dilakukan di lima titik. Mereka adalah Pondok Pesantren Asshidiqiyah Jakarta, Pondok Pesantren Al Islah Semarang, Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut, Pondok Pesantren Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta dan Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon.

Dr Makky menyebut di lingkungan pesantren yang bisa menjaga Kiai adalah santri. Dengan kegiatan belajar mengajar tatap muka, interaksi antara kedua pihak ini menjadi hal yang tidak bisa dikesampingkan.

"Lingkungan yang menjaga Kiai adalah santri. Percuma jika Kiai dan ulama sudah divaksin, tapi santri belum. Kiai ada yang sepuh, dimana kekuatannya juga menurun," ujar dia.

Santri sendiri disebut sulit jika diminta untuk mendatangi sentra vaksinasi yang ada. Jika mereka keluar dari komunitasnya, hal ini menyebabkan adanya interaksi dengan orang luar yang bisa saja membawa infeksi Covid-19 dan membahayakan lingkungan pesantren.

Untuk program "Kita Jaga Kiai" ini, Satgas Covid-19 mentargetkan melakukan vaksinasi di 78 titik, dalam waktu tiga bulan di Jawa-Bali. Target ini disebut akan dilakukan dalam beberapa tahap, dengan tahap pertama ditargetkan vaksinasi 50.000 dosis.

Adapun pesantren yang akan dikunjungi ini disebut harus memenuhi beberapa persyaratan. Di antaranya, terdaftar di Kementerian Agama, menyatakan mau dilakukan vaksinasi, serta mendapat izin vaksinasi dari orang tua santri. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement