Kamis 05 Aug 2021 22:44 WIB

Dompet Dhuafa Kembali Gulirkan Program Muliakan Yatim

Program Muliakan Yatim ikhtiar Dompet Dhuafa respons naiknya angkat yatim

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nashih Nashrullah
Program Muliakan Yatim ikhtiar Dompet Dhuafa respons naiknya angkat yatim. Ilustrasi anak yatim
Foto: Republika/Yasin Habibi
Program Muliakan Yatim ikhtiar Dompet Dhuafa respons naiknya angkat yatim. Ilustrasi anak yatim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Dompet Dhuafa kembali mengusung program ‘Muliakan Yatim’ sebagai respons dari kenaikan jumlah anak yatim akibat pandemi.  

General Manager Resources Mobilization ZIS Dompet Dhuafa, Ahmad Faqih Syafaruddin, mengatakan berdasarkan data yang DD terima, setidaknya ada sekitar 70 ribu anak yang harus kehilangan orang tuanya karena Covid-19. 

Baca Juga

“Alhamdulillah tahun ini kami kembali mengusung program muliakan Yatim, yang memang sasaran utamanya adalah yatim usia sekolah. Kita tau, jumlah anak yatim selama pandemi bertambah secara drastis. Banyak data yang kami dapatkan terkait kenaikan jumlah yatim karena covid-19, yang diperkirakan sekitar 70 ribu anak,” kata Faqih saat dihubungi Republika, Kamis (5/8).

“DD berikhtiar menjawab tantangan yang terjadi dengan mencoba menghadirkan sebuah solusi dari kenaikan jumlah anak yatim karena pandemi ini,” sambungnya. 

Tahun ini, program ‘Muliakan Yatim’ yang telah diluncurkan atau sedang berjalan adalah program Beasiswa Santripreneur. Ini adalah program beasiswa yang memprioritaskan santri yatim dan dhuafa sebagai penerima manfaat. Program ini merupakan jawaban atas riset yang telah dilakukan DD, bahwa tak sedikit anak yatim yang disekolahkan di pesantren, baik karena keadaan keluarga yang tersisa yang kurang mampu maupun alasan lain. 

“Jadi beasiswa ini hanya bisa didapatkan bagi mereka yang yatim, berasal dari golongan tidak mampu, dan berstatus sebagai santri,” kata Faqih.

“Program Santri Yatim ini sudah berjalan sejak Juli lalu, total ada 241 orang penerima manfaat, yang terdiri dari 218 santri, 23 fasilitator di 23 pondok pesantren di 21 kabupaten/kota di 15 provinsi Indonesia dan ini akan terus bergulir sampai nanti di tahun ajaran berikutnya. Bantuan yang diberikan, selain bantuan biaya pendidikan, kami berikan juga living cost untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari santri,” ujarnya menambahkan. 

Selain itu, ada pula program Yatim Ekselensia Scholarship (YES) yang sejauh ini sudah berjalan di Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Jawa Barat, NTB, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan, dengan total 110 penerima manfaat. Serupa seperti program sebelumya, YES  merupakan program bantuan beasiswa untuk anak yatim/piatu namun dengan pendampingan yang lebih intens. 

“YES ini basisnya tidak harus santri atau tinggal di pondok pesantren. Perbedaan dari kedua program adalah sisi pendampingannya, ada beberapa kurikulum juga yang perlu dijalankan oleh penerima beasiswa YES, yaitu kurikulum menulis, jurnalistik, literasi, dan lain-lain,” jelasnya                 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement