Jumat 06 Aug 2021 07:08 WIB

Nunukan Terapkan Swab Acak di Kerumunan

Tindakan tersebut diharapkan bisa segera mengurangi angka penularan Covid-19.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Mas Alamil Huda
Petugas kesehatan mengambil sampel tes cepat Antigen dari seorang juru parkir saat pelacakan Covid-19 di Pasar Kreneng, Denpasar, Bali, beberapa waktu lalu. (ilustrasi)
Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
Petugas kesehatan mengambil sampel tes cepat Antigen dari seorang juru parkir saat pelacakan Covid-19 di Pasar Kreneng, Denpasar, Bali, beberapa waktu lalu. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara punya cara sendiri untuk menertibkan warga yang berkerumun atau melanggar aturan PPKM. Salah satunya, memberlakukan tes swab antigen secara acak di tempat bagi warga yang melanggar aturan. Cara ini sekaligus untuk meningkatkan target testing.

"Karena di perbatasan (dengan Malaysia), kami memiliki keterbatasan yang banyak sehingga perlu kejutan seperti tes di keramaian," ujar Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid dikutip dari siaran pers Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Kamis (5/8).

Berdasarkan pantauan KSP, tindakan tersebut mampu membuat efek jera warga. Masyarakat jadi enggan berkerumun. Tak terkecuali, pembatasan waktu makan di tempat maksimal 20 menit juga dipatuhi para pedagang di dekat alun-alun kota.

Asmin berharap tindakan tersebut bisa segera mengurangi angka penularan Covid-19 yang masih tinggi di Nunukan. Catatan, RSUD Nunukan per 3 Agustus, ada 1.322 kasus aktif Covid-19, dengan 1.287 orang di antaranya menjalani isolasi mandiri.

Sementara itu, angka kesembuhan mencapai 63,35 dari keseluruhan kasus konfirmasi positif. Angka kematian akibat Covid-19 tercatat sebanyak 61 orang atau 1,6 persen dari 3.673 kasus konfirmasi positif.

Direktur RSUD Nunukan, Dulman L, menyatakan, secara umum pihaknya masih mampu menangani kasus Covid-19. Kendati begitu, sejumlah kendala mulai dirasakan, seperti pasokan oksigen medis yang mulai sulit didapat. Distribusi oksigen medis ini diketahui terkendala akses transportasi untuk menuju daerah perbatasan.

Menurutnya, kebutuhan oksigen dalam beberapa bulan terakhir mengalami peningkatan. Dalam waktu sepekan dibutuhkan kurang lebih 700 tabung oksigen, masing-masing berkapasitas 6 meter kubik. Dengan ketersediaan oksigen medis yang terbatas, pihak rumah sakit bahkan sempat kehabisan stok selama 2-3 hari.

"Sekitar pertengahan Juli kami sempat kehabisan stok," kata Dulman. Beruntung, RSUD Nunukan mendapat bantuan oksigen dari pengusaha asal Pulau Sebatik yang menyumbang 100 tabung oksigen, didatangkan langsung dari Malaysia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement