Jumat 06 Aug 2021 13:34 WIB

Rumah Yatim Ajak Ringankan Beban Yatim Akibat Pandemi

Kemungkinan jumlah anak yang kehilangan ayah, ibunya atau keduanya semakin bertambah.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah anak yatim piatu
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Sejumlah anak yatim piatu

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Yatim mengajak semua pihak untuk bersama-sama meringankan beban anak-anak yatim dan piatu dari keluarga dhuafa. Rumah Yatim melihat di tengah pandemi Covid-19 ini angka kematian semakin meningkat, kemungkinan jumlah anak yang kehilangan ayah, ibunya atau keduanya semakin bertambah.

"Kementerian Kesehatan mencatat, kematian akibat Covid-19 sudah tembus di angka 100 ribu kasus, meskipun para ahli kesehatan masyarakat percaya jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi," kata Direktur Utama Rumah Yatim, Nugroho kepada Republika, Jumat (6/8).

Ia mengatakan, bayangkan jika seandainya 30 persen korban Covid-19 yang meninggal dunia adalah seorang ayah, memiliki anak yang belum baligh. Tentu ada puluhan ribu anak yang menjadi yatim di masa pandemi ini.

"Melihat fenomena yang memilukan ini, kami mendorong semua stakeholder terkait baik pemerintah maupun masyarakat secara umum, perorangan maupun lembaga harus bersama berjibaku meringankan beban duka mereka terutama bagi mereka yang berada dalam kategori keluarga prasejahtera," ujarnya.

 

Nugroho mengatakan, penanganan anak yatim dari keluarga dhuafa yang terdampak pandemi Covid-19 tentu tidak sesederhana seperti memberikan bantuan kepada keluarga yang sedang isolasi mandiri. Karena sesungguhnya kebutuhan mereka bukan hanya masalah pangan dalam sehari tapi tantangan masa depan yang harus tetap dicerahkan.

Menurutnya, penangannya harus terpetakan dengan baik dan ada kepastian keberlangsungan programnya secara periodik. Rumah Yatim sendiri saat ini telah mengelola lebih dari 80 ribu anak berbasis keluarga dan dalam kondisi normal jumlah tersebut terus bertambah setiap tahun.

"Dengan fenomena Covid-19 dua tahun terakhir yang melanda negeri ini, jumlah anak yatim tentu semakin kian bertambah banyak, diperkirakan sampai akhir tahun ini menyentuh angka 100 ribu anak," ujarnya.

Nugroho mengatakan, program penanganan anak yatim di Rumah Yatim yang sudah berjalan memiliki beberapa pola. Di antaranya berbasis asrama milik Rumah Yatim di 20 propinsi, ada yang berbasis kemitraan berupa panti sosial anak, pesantren, dan lembaga sosial sejenis lainnya yang di bina oleh Rumah Yatim. Ada juga yang berbasis keluarga yang dibantu secara rutin.

Ia menerangkan, ketiga pola program pemberdayaan dan pengasuhan anak tersebut memiliki kultur yang berbeda, namun memiliki kesamaan dalam segmentasi program. Yaitu terfokus pada penanganan masalah pendidikan, pengembangan keahlian anak dan bantuan pangan serta kesehatan.

"Dalam situasi saat ini di mana faktanya di lapangan memang ada ditemukan sejumlah anak yatim dari keluarga dhuafa akibat wabah Covid-19, Rumah Yatim telah menginstruksikan semua jajaran kepala cabang untuk juga memfokuskan programnya dalam hal ini, kerjasama dengan berbagai pihak pun baik pemerintah daerah maupun satuan petugas penanganan Covid-19 di berbagai level terus dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait anak yatim dari keluarga dhuafa yang terdampak," jelasnya.

Rumah Yatim sangat terbuka untuk menerima informasi seperti ini karena ini juga menjadi bagian utama program Rumah Yatim. Semoga Rumah Yatim diberikan kemampuan dan kekuatan oleh Allah SWT untuk membantu mereka. Semoga Rumah Yatim terus mendapatkan dukungan dari masyarakat Indonesia agar senantiasa bisa mewujudkan cita-cita mereka di masa mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement