Jumat 06 Aug 2021 15:58 WIB

Konsumsi Daging Olahan Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

Makan 50 gram daging olahan tingkatkan risiko penyakit jantung hingga 18 persen

Rep: Puti Almas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Studi yang dilakukan oleh tim peneliti di Universitas Oxford, Inggris menemukan bahwa konsumsi daging olahan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung bagi manusia, hingga seperlima kali lebih besar.
Foto: Pxfuel
Studi yang dilakukan oleh tim peneliti di Universitas Oxford, Inggris menemukan bahwa konsumsi daging olahan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung bagi manusia, hingga seperlima kali lebih besar.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Studi yang dilakukan oleh tim peneliti di Universitas Oxford, Inggris menemukan bahwa konsumsi daging olahan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung bagi manusia, hingga seperlima kali lebih besar.

Para peneliti menemukan bahwa makan sebanyak 50 gram daging olahan per hari, seperti bacon, ham, dan sosis dapat meningkatkan risiko penyakit jantung sebesar 18 persen. Hal ini diantaranya adalah karena kandungan garam dan lemak jenuh yang tinggi. 

Namun, risiko tersebut turun menjadi sembilan persen untuk daging merah yang tidak diproses seperti daging sapi, domba, dan babi. Menurut studi, konsumsi daging merah dan olahan harus dikurangi hingga tiga perempat atau bahkan dihindari sama sekali untuk menurukan risiko kematian akibat penyakit jantung koroner. 

Tidak ada hubungan yang ditemukan antara penyakit jantung dan konsumsi daging unggas seperti ayam dan kalkun, yang memiliki tingkat lemak jenuh lebih rendah. Anika Knüppel, salah satu penulis utama studi tersebut, mengatakan salah satu sisi buruk dari daging merah lainnya adalah bahwa produksi daging ini juga penyumbang utama emisi gas rumah kaca.

“Kami perlu mengurangi produksi dan konsumsi daging untuk memberi manfaat bagi lingkungan. Studi kami menunjukkan bahwa pengurangan asupan daging merah dan olahan akan membawa manfaat kesehatan pribadi juga,” ujar Knüppel dalam sebuah pernyataan tentang studi terbaru tim peneliti Oxford, dilansir The Guardian, Kamis (5/8). 

Knüppel mengatakan tidak ada kesepakatan tentang tingkat atau jumlah aman dari konsumsi daging merah. Sebaliknya, ia merekomendasikan konsumsi sesedikit mungkin, seperti maksimal satu kali dalam seminggu.

Lebih lanjut, Knüppel mengatakan bahwa perlu adanya dorongan dari para pembuat kebijakan di berbagai negara di dunia untuk memperkuat pedoman kesehatan masyarakat yang mendorong orang-orang membatasi asupan daging merah olahan.

Meski demikian, peneltiian tidak menetapkan alasan secara khusus mengana konsumsi tinggi lemak jenuh meningkatkan kadar kolesterol low-density lipoprotein (LDL) yang berbahaya.

Hampir 9 juta orang di seluruh meninggal setiap tahunnya karena penyakit jantung koroner, yang disebabkan oleh penyempitan arteri yang memasok darah ke jantung. Di Inggris, terdapat hingga 10 persen orang yang diperkirakan dapat meninggal akibat penyakit ini. 

Namun, para peneliti mengatakan bahwa potensi itu dapat dikurangi menjadi sembilan, jika orang-orang mengurangi daging merah hingga tiga perempat atau berhenti mengonsumsinya. Studi sebelumnya dari tim peneliti yang sama telah menunjukkan bahwa bahkan asupan daging merah dan olahan dalam jumlah sedang dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker usus.

Para peneliti di Oxford's Nuffield Department of Population Health menganalisis semua bukti yang ada, termasuk 13 studi yang melacak kesehatan lebih dari 1,4 juta orang hingga 30 tahun, untuk menetapkan secara pasti hubungan antara penyakit jantung koroner dan konsumsi daging merah. Sebagian besar penelitian didasarkan pada orang dewasa dari ras kulit putih yang tinggal di Eropa atau Amerika Serikat (AS). Namun, masih lebih banyak data yang diperlukan pada populasi lain.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement