Sabtu 07 Aug 2021 06:33 WIB

Belasan Ribu Anak Indonesia Jadi Yatim Piatu Akibat Covid-19

Belasan ribu anak Indonesia diperkirakan menjadi yatim piatu akibat Covid-19

Badut menghibur anak-anak di Panti Asuhan.
Foto: Anadolu Agency
Badut menghibur anak-anak di Panti Asuhan.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Setidaknya belasan ribuan anak di Indonesia diperkirakan menjadi yatim piatu akibat orang tua mereka meninggal dunia setelah terinfeksi Covid-19.

Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kementerian Sosial Kanya Eka Santi mengatakan masih mendata jumlah pasti anak-anak yang kehilangan orang tua mereka akibat Covid-19 untuk penanganan lebih lanjut.

Dari angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia yang melampaui 100 ribu kasus, Kanya mengatakan ada sekitar 17 persen yang berusia 25 hingga 40 tahun dan diperkirakan memiliki anak.

“Dari data itu saja sudah belasan ribu anak yang diperkirakan kehilangan orang tuanya, itu pun estimasi kasar dan baru kalau satu keluarga dihitung hanya satu anak,” kata Kanya kepada Anadolu Agency, Jumat.

Kementerian Sosial, lanjut dia, tengah menangani sejumlah kasus anak yang kehilangan orang tua mereka setelah terinfeksi Covid-19.

Kanya menuturkan anak-anak tersebut mengalami trauma dan memerlukan pendampingan psikolog untuk kembali pulih.

Pada beberapa kasus, anak harus menghadapi ibu dan orang tuanya meninggal dalam jarak hanya beberapa hari hingga satu minggu.

Salah satunya menimpa empat orang anak di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur pada akhir Juli 2021. Ibu mereka meninggal akibat Covid-19 setelah ayah mereka juga meninggal dua hari sebelumnya.

“Waktu itu dari empat anak baru yang paling besar, yang tahu bahwa ayah dan ibunya meninggal, bingung bagaimana memberi tahu adik-adiknya karena dia tidak mau adik-adiknya mengalami guncangan,” tutur Kanya.

Situasi seperti ini, lanjut dia, meninggalkan dampak psikis yang besar bagi anak dan tidak seluruh anak yang mengalami ini bisa memahami situasi yang menimpa mereka.

“Proses healing ini yang tidak mudah dan membutuhkan waktu,” lanjut dia.

Pemerintah, lanjut dia, akan memastikan anak-anak tersebut mendapat pengasuhan baik melalui keluarga besarnya maupun orang tua asuh.

Kementerian Sosial juga akan memfasilitasi pengasuhan di balai-balai milik pemerintah untuk anak-anak yang tidak memiliki keluarga besar yang sanggup mengasuh mereka.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Dan Kependudukan Jawa Timur Andriyanto juga memperkirakan setidaknya 5.300 anak di provinsi ini menjadi yatim, piatu, maupun yatim piatu setelah orang tua mereka terinfeksi Covid-19.

“Saya menduga jumlah anak yang menjadi yatim piatu bisa lebih dari estimasi (5.300 orang) itu, mengingat kasus kematian di Jawa Timur sudah mencapai 21 ribu,” kata Andriyanto kepada Anadolu Agency.

Menurut Andriyanto, sejumlah lembaga telah menyetujui untuk memberi bantuan untuk memenuhi kebutuhan hidup, meneruskan pendidikan, hingga pendampingan psikologis untuk anak-anak tersebut.

Sementara itu, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra meminta agar pemerintah mempercepat pendataan terhadap anak-anak yang terdampak.

Selain itu, KPAI meminta pemerintah menekan angka kematian Covid-19 untuk mengurangi potensi bertambahnya anak yatim piatu.

“Penting juga untuk mempercepat vaksinasi bagi anak dan keluarga di seluruh Indonesia,” kata Jasra kepada Anadolu Agency.

Risiko kematian pasien Covid-19

Data terbaru Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa pasien Covid-19 yang belum divaksin memiliki risiko kematian hingga 3,7 kali lipat lebih tinggi dibanding yang telah menerima dua dosis vaksin.

Juru bicara vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi mengatakan data tersebut didapat dari 67.947 pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit di Jakarta selama Juni hingga pertengahan Juli 2021.

Data menunjukkan angka kematian pasien yang sudah divaksin dua kali hanya berkisar 4,1 persen dari total 5.168 pasien yang dirawat.

Sedangkan angka kematian pada pasien yang belum divaksin sama sekali mencapai 15,5 persen dari total 58.758 pasien yang dirawat.

“Ini berarti risiko kematian pada pasien yang telah disuntik dua dosis vaksin berkurang 73 persen dibandingkan yang belum divaksin,” kata Nadia kepada Anadolu Agency, Kamis.

Sementara itu, angka kematian pada pasien yang baru menerima satu dosis vaksin berkisar 9,8 persen dari total 4.021 orang yang dirawat.

Menurut Nadia, data tersebut menunjukkan satu dosis vaksin dapat mengurangi risiko kematian hingga 73 persen.

Hingga Jumat, Indonesia telah menyuntikkan 72,2 juta dosis vaksin yang terdiri dari 49,3 juta dosis pertama dan 22,8 juta dosis kedua.

Ini berarti 11 persen penduduk Indonesia yang telah menerima vaksinasi lengkap Covid-19 dari total target sebanyak 208,2 juta orang.

Pada hari ini Indonesia mengumumkan 39.532 kasus baru Covid-19, sehingga total kasus seluruhnya menjadi 3.607.863.

Menurut data yang dirilis Satuan Tugas Penanganan Covid-19, kasus meninggal bertambah 1.635 menjadi 104.010.

Kasus sembuh bertambah 48.832 orang, merupakan rekor tertinggi sejauh ini, menjadi 2.996.478 orang.

Pasien yang masih dirawat maupun menjalani isolasi mandiri berjumlah 507 ribu orang hingga Jumat.

Provinsi yang melaporkan kasus tertinggi dalam 24 jam terakhir yakni Jawa Barat sebanyak 4.580 kasus, Jawa Timur sebanyak 4.490 kasus, dan Nusa Tenggara Timur sebanyak 3.598 kasus.

Sedangkan kasus meninggal terbanyak dalam 24 jam terakhir dilaporkan oleh Jawa Tengah sebanyak 440 kasus dan Jawa Timur sebanyak 380 kasus.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement