Sabtu 07 Aug 2021 09:08 WIB

Pemkab Bekasi Dirikan Bank Sampah Induk

Bank sampah didirikan di Pusat Daur Ulang Mekarmukti, Kecamatan Cikarang Utara.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Petugas bank sampah mengambil sampah warga (ilustrasi).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Petugas bank sampah mengambil sampah warga (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, Jawa Barat segera membangun bank sampah induk guna mengatasi masalah sampah di wilayah itu, sekaligus mendukung gerakan pilah sampah dari sumbernya.

Kepala Bidang Kebersihan pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi, Khaerul Hamid, mengatakan, pembangunan bank sampah induk itu sesuai amanah Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor 130/PBLS.04/Perek perihal Gerakan Pilah Sampah dari Sumber.

"Targetnya mengurangi volume sampah sebesar 30 persen serta penanganan sampah sebesar 70 persen pada tahun 2025 sesuai Perpres 97/2017 dan Pergub Jabar 91/2018," katanya di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Sabtu (7/8).

Dia mengatakan. pembangunan bank sampah induk juga bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan sampah rumah tangga bernilai ekonomis pada masyarakat. Khaerul mengaku, sudah mendapatkan titik pembangunan bank sampah induk.

Rencananya direalisasikan di Pusat Daur Ulang Mekarmukti, Kecamatan Cikarang Utara. "Kehadirannya nanti akan diperuntukkan menjadi koordinator bagi sekitar 160 unit bank sampah yang ada di Kabupaten Bekasi," kata Khaerul.

Bank sampah induk, kata dia, menjadi wadah penyaluran dari bank sampah unit tersebut sehingga sampah-sampah bernilai ekonomi mendapatkan wadah untuk dipasarkan. "Jadi proses pemilihan sampah bernilai ekonomi dari bank sampah unit akan disalurkan dan dikelola untuk dapat diteruskan ke pangsa pasar," katanya.

Pihaknya juga menyiapkan penunjang pasar yang jelas sehingga saat menerima bahan atau barang dari sampah yang bernilai ekonomi, sudah memiliki pihak yang akan membelinya. Bank sampah unit bisa mengirimkan bahannya saja atau bisa juga langsung mengirimkan olahan sampah yang telah menjadi kerajinan tangan.

Selain itu, bisa menghasilkan pupuk atapun benda lainnya yang bahannya dari sampah ke bank sampah induk. "Kita sedang siapkan penunjang pasar yang jelas, diopernya kemana, dia harus punya surat perjanjian kerja," kata Khaerul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement