Ahad 08 Aug 2021 13:54 WIB

AS Kecam Keras Serangan-Serangan Taliban di Afghanistan

Warga Afghanistan berhak mendapatkan perdamaian

Red: Nur Aini
Amerika Serikat (AS) mengecam keras serangan-serangan Taliban pada Jumat (6/8).
Amerika Serikat (AS) mengecam keras serangan-serangan Taliban pada Jumat (6/8).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) mengecam keras serangan-serangan Taliban pada Jumat (6/8). Gedung Putih mengatakan kelompok garis keras itu harus menganggap serius perundingan perdamaian yang sedang berlangsung di Qatar seperti halnya kampanye militernya.

Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengutuk pembunuhan Dawa Khan Minapal, kepala media pemerintah dan pusat informasi Afghanistan, dan serangan terhadap menteri pertahanan.

Baca Juga

Psaki mengatakan Taliban harus menghentikan serangan dan mengerahkan segala upayanya untuk datang ke meja perundingan.

"Jika Taliban mengklaim menginginkan legitimasi internasional, tindakan ini tidak akan memberikan mereka legitimasi yang mereka cari. Mereka tidak harus tetap berada di lintasan ini," kata Psaki.

"Mereka dapat memilih untuk mencurahkan energi yang sama untuk proses perdamaian seperti yang mereka lakukan untuk kampanye militer mereka. Kami sangat mendesak mereka untuk melakukannya."

"Inilah yang sangat dibutuhkan rakyat Afghanistan, layak setelah perang selama beberapa dekade, dan sangat penting bagi tetangga Afghanistan untuk menginvestasikan energi baru ke dalam proses perdamaian yang mempromosikan Afghanistan yang damai dan kawasan yang stabil," ujar dia.

Seruan itu datang ketika PBB memperingatkan bahwa negara yang dilanda perang itu berada di jurang bencana habis-habisan.

Perang antara Taliban dan pasukan Afghanistan telah meningkat ketika pasukan asing menarik diri dari negara yang dilanda perang itu pada 11 September.

Taliban sekarang berusaha merebut ibu kota provinsi setelah mengambil distrik administratif yang lebih kecil dalam beberapa minggu terakhir.

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/as-kecam-keras-serangan-serangan-taliban-di-afghanistan/2327313
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement