Senin 09 Aug 2021 19:04 WIB

Banjir dan Hujan Lebat Buat 80 Ribu Warga Sichuan Mengungsi

Dari Jumat sampai Ahad, hujan lebat mengguyur provinsi Sichuan

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
 Seorang pria berjalan di jalan yang banjir setelah hujan lebat di kota Zhengzhou di provinsi Henan, China tengah, Selasa, 20 Juli 2021 (dikeluarkan 21 Juli 2021). Banjir besar di China Tengah menewaskan 12 orang di kota Zhengzhou akibat curah hujan kemarin, 20 Juli 2021.
Foto: EPA-EFE/FEATURECHINA CHINA OUT
Seorang pria berjalan di jalan yang banjir setelah hujan lebat di kota Zhengzhou di provinsi Henan, China tengah, Selasa, 20 Juli 2021 (dikeluarkan 21 Juli 2021). Banjir besar di China Tengah menewaskan 12 orang di kota Zhengzhou akibat curah hujan kemarin, 20 Juli 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Media pemerintah China melaporkan banjir dan hujan lebat memaksa 80 ribu orang di Provinsi Sichuan dievakuasi. Ketinggian permukaan air sungai di provinsi itu di atas batas ketinggian yang perlu diwaspadai.

Dari Jumat sampai Ahad, hujan lebat mengguyur provinsi sebelah barat daya China itu. Kantor berita China News Service melaporkan permukaan air di waduk Kota Dazhao melebihi batas banjir hingga 2,2 meter.

Baca Juga

Kantor berita tersebut melaporkan banjir di enam kota di seluruh Provinsi Sichuan berdampak pada 440 ribu orang lebih. Sabtu (7/8) lalu stasiun televisi CCT melaporkan hujan lebat telah merugikan provinsi tersebut sebesar 250 juta yuan atau 38,7 juta dolar AS.

Hujan lebat juga menghancurkan 45 rumah dan merusak 118 lainnya. China kerap dilanda hujan lebat selama musim panas tapi pakar memperingatkan Negeri Tirai Bambu harus memperkuat ketahanan kota-kotanya sebab cuaca ekstrem semakin sering terjadi.

Pekan lalu badan cuaca China mengatakan pada wartawan naiknya suhu udara meningkatkan kemungkinan hujan deras di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun ke depan, dampaknya pada China akan semakin buruk.

"Cuaca ekstrem seperti udara panas dan hujan lebat telah meningkat dan tingkat risiko perubahan iklim pada China meningkat," kata wakil direktur lembaga think tank pemerintah Cihna National Climate Centre, Chao Qingchen, Senin (9/8).

 

Ia mengatakan udara panas dan hujan lebat membuat sumber daya air China rentan. Ia memperingatkan cuaca ekstrem juga membahayakan pembangunan ekonomi.

Bulan lalu pusat Provinsi Henan mengalami badai terburuk sepanjang sejarah yang pernah tercatat. Sembilan belas stasiun pemantau cuaca China mencatat hujan paling deras yang pernah mereka catat.

Banjir menewaskan 300 orang di pusat ibu kota provinsi Zhengzhou setelah biro cuaca China mencatat curah hujan yang jatuh dalam satu hari setara dengan curah hujan satu tahun.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement