Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Bambang

Mengapa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Memilih Hijrah Ke Madinah?

Agama | Tuesday, 10 Aug 2021, 11:02 WIB

Tahun baru hijriyah yang merupakan tahun Islam yang diawal sejak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam hjrah ke Madinah. Kalau sekarang tahun 1443 hijriyah berarti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam hjrah KE Madinah sudah 1443 lalu.

Tentunya kita perlu menggali, kenapa Rasulullah memilih hijrah ke Madinah dan bukan kota yang lain? Sedangkan jarak antara Kota Makkah dan Madinah kurang lebih sekitar 490 kilometer, tentunya jarak yang sangat jauh. Tentunya info tentang Kota Madinah cukup sedikit dikalangan kaum muslimin waktu itu. Namun pilihan Kota Madinah adalah pilihan tepat. Nah hal inilah yang perlu kita pelajari.

Dalil yang shahîh menunjukkan, bahwa pilihan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memilih Madinah sebagai negeri hijrah kaum muslimin, merupakan pilihan yang berdasarkan wahyu ilahi. Hal ini dapat dipelajari dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

Aku pernah mimpi berhijrah (pindah) dari Makkah menuju suatu tempat yang ada pohon kurmanya. Lalu aku mengira daerah itu ialah Yamamah atau Hajr (Ahsâ`), (namun) ternyata daerah itu adalah Yatsrib. (HR al-Bukhâri/al-Fath (7/226) dan Imam Muslim (4/1779). Lihat as-Siratun-Nabawiyatush-Shahîhah, hlm. 201).

Sebelum Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam hijrah, Kota Madinah dikenal dengan nama Yatsrib. Setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam hijrah maka menggunakan sebutan Kota Madinah. Karena sebutan Yatsrib adalah nama jahiliyah.

Seketika para sahabat yang mendengar penuturan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini, maka para sahabat pun kemudian bergegas melakukan hijrah ke Madinah.

Hal ini juga diikuti oleh sebagian kaum muslimin yang sedang berada di Kota Habsyah, mereka segera berangkat menuju Madinah.

Akhirnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan kaum muslimin pada waktu itu bisa leluasa berdakwah di Kota Madinah. Hal ini sebagaimana tertuang dalam nash Bai’atul-‘Aqabah kedua. Yaitu kaum Anshâr berjanji akan melindungi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana melindungi anak dan istri mereka.

Mereka kaum Anshâr menepati janjinya dengan membantu dan melindungi dakwah, sehingga memungkinkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdakwah dengan leluasa. Dengan leluasanya dakwah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam akhirnya Islam berkembang sampai sekarang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image