Selasa 10 Aug 2021 17:17 WIB

Polda Metro Jaya Sulit Temukan Relawan Vaksinator

Polda Metro Jaya merekrut 1.800 relawan vaksinator untuk vaksinasi merdeka.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan TNI-Polri masih sulit menemukan relawan tenaga kesehatan untuk menyuntik vaksin COVID-19 (vaksinator) di DKI Jakarta. (Foto: Kombes Yusri Yunus)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan TNI-Polri masih sulit menemukan relawan tenaga kesehatan untuk menyuntik vaksin COVID-19 (vaksinator) di DKI Jakarta. (Foto: Kombes Yusri Yunus)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan TNI-Polri masih sulit menemukan relawan tenaga kesehatan untuk menyuntik vaksin COVID-19 (vaksinator) di DKI Jakarta. "Saya sudah jelaskan bahwa Jakarta dalam program percepatan vaksinasi karena Jakarta ini barometer. Nah, yang sulit kendalanya adalah vaksinator. Kami sulit menemukannya," kata Yusri saat konferensi pers pengungkapan kasus suntikan vaksin kosong di Markas Polres Metro Jakarta Utara, Selasa (10/8).

Padahal, kata Yusri, saat ini banyak kegiatan yang dilakukan personel TNI-Polri untuk mempercepat vaksinasi, termasuk Polda Metro Jaya yang membentuk Vaksinasi Merdeka. Yusri mengatakan Polda Metro Jaya meminta bantuan ribuan perawat dan tenaga kesehatan yang terlatih sebagai vaksinator untuk terlibat dalam Vaksinasi Merdeka.

Baca Juga

Namun, tak sedikit pula vaksinator yang bersedia mengikhlaskan diri menjadi relawan dalam Vaksinasi Merdeka yang terkonfirmasi positif COVID-19, sehingga menyebabkan jumlah vaksinator yang tersedia saat ini semakin berkurang. "Vaksinasi Merdeka yang digagas oleh Polda Metro Jaya, kami merekrut 1.800 relawan tenaga kerja untuk vaksinator, tetapi sudah beberapa yang terkonfirmasi positif. Akhirnya kurang," kata Yusri.

Bahkan, ada juga relawan untuk vaksinator di Vaksinasi Merdeka yang meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas usai pulang bertugas. "Selesai vaksinasi, dia pulang naik kendaraan roda dua, kecelakaan tertabrak, meninggal dunia, saya bilang dia adalah pahlawan," kata Yusri.

Untuk memenuhi kekurangan vaksinator ini, Polda Metro Jaya kemudian "mengejar" sejumlah mahasiswa-mahasiswi yang sedang dalam tahapan pendidikan profesi kedokteran sebagai dokter muda (Koas) di sejumlah klinik di Jakarta. Namun, kesulitan itu masih ditemukan.

Sebab, perlu pelatihan khusus untuk menjadi vaksinator agar memenuhi klasifikasi yang ada. "Termasuk (tersangka suntikan vaksin kosong) ibu EO ini punya klasifikasi untuk melakukan penyuntikan. Dia perawat. Bahkan dalam kegiatan-kegiatan vaksinasi massal, ibu ini juga terlibat dan diminta bantuan untuk vaksinasi," kata Yusri.

Menurut Yusri, para relawan yang menjadi vaksinator itu adalah salah satu dari tiga pahlawan kemanusiaan pada masa pandemi COVID-19, setelah dokter dan perawat yang merawat pasien di Rumah Sakit dan penggali kuburan jenazah COVID-19. "Ada 500 lebih (yang disuntik oleh tersangka pada hari itu) saudara lihat? Tetapi yang bersangkutan memang tidak bilang setiap hari, karena dia juga bekerja di salah satu klinik. Kalau bekerja, dia tidak memberikan vaksin kepada masyarakat. Tapi pada saat dia libur, itulah kemudian dia jadi relawan," kata Yusri.

Kendati demikian, lanjut Yusri, Indonesia adalah negara hukum sehingga siapapun yang salah tetap harus diproses secara adil. "Jadi kelalaiannya, memang menurut awal bahwa yang bersangkutan sudah memvaksin hari itu sekitar 599 dan dia merasa memang lalai, dia tidak memeriksa lagi karena mungkin sudah, harusnya memang diperiksa dulu. Itu yang dia sampaikan, tapi kami masih dalami terus yang bersangkutan," kata Yusri.

EO sudah meminta maaf kepada orang tua korban yang ia suntik saat itu serta seluruh masyarakat Indonesia yang diresahkan oleh kejadian ini. "Saya akan mengikuti segala proses yang akan saya jalani ke depannya. Saya mohon maaf, terlebih pertama kepada keluarga dan orang tua anak yang saya telah vaksin. Saya mohon maaf, saya, hari itu saya vaksin 599 orang," kata EO sembari menangis di depan awak media.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement