Rabu 11 Aug 2021 21:30 WIB

Peringati Tahun Baru Hijriyah, Difabel Netra Tadarus Alquran

Difabel netra giat membaca Alquran selama masa pandemi Covid-19.

Para difabel netra belajar membaca Alquran braille.
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
Para difabel netra belajar membaca Alquran braille.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Puluhan warga difabel netra di Kota Medan, Sumatra Utara, giat membaca Alquran selama masa pandemi Covid-19 dengan mematuhi protokol kesehatan. Mereka juga melakukan tadarus Alquran saat peringatan Tahun Baru 1443 hijriah.

"Kegiatan mengaji ini juga merupakan cara memperingati Tahun Baru Islam 1443 Hijriah," kata Sekretaris Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Sumut, Mardizon Tanjung, di Medan, Rabu (11/8).

Ia mengatakan, selama masa pandemi Covid-19, pihaknya telah menyesuaikan diri untuk melakukan kegiatan membaca ataupun belajar Alquran bagi warga difabel netra dengan membagi anggota menjadi berkelompok per harinya. Setiap kelompok maksimal diikuti dua puluhan orang yang terdiri dari jamaah laki-laki maupun perempuan.

"Setiap anggota distimulasi untuk membaca 1 juz Alquran per hari, sehingga juga bisa melakukannya di rumah masing-masing," ujar dia.

Mardizon mengatakan, hingga saat ini anggota Pertuni Sumatra Utara sebanyak 180 orang yang sudah fasih membaca Alquran Braille. "Kita berharap dengan Tahun Baru Islam ini, para tunanetra lebih baik dan giat lagi membaca Alquran. Para donatur juga diharapkan lebih peduli dengan warga tunanetra," katanya.

Menurutnya, dengan adanya kegiatan itu para warga difabel netra yang ada di Medan dapat mengisi waktu luang yang cukup bermanfaat di tengah pandemi Covid-19. "Selain itu membaca Alquran bersama merupakan momentum yang dinilai tepat untuk menyambut masuknya tahun baru Islam 1443 hijriah di tengah pandemi saat ini," ujarnya.

Sementara Rednita Rahma, salah seorang yang ikut mengaji Alquran Braille mengaku bersemangat mengikuti kegiatan tersebut. Menurutnya, hambatan fisik yang ada tidak menjadi penghalang untuk mengikuti kegiatan tadarusan, sehingga tidak ada alasan untuk tidak mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa.

"Pembaca Alquran Braille yang pertama tentu ada niat untuk belajar dan ada semangat untuk pandai. Kalau dua hal itu sudah kita miliki, akan menjadi motiovasi yang sangat mendukung bagi kita bisa membaca dengan cepat dan lancar. Saya dalam satu bulan bisa, mulai dari awal," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement