Jumat 13 Aug 2021 07:30 WIB

Saudi Kaji Penggunaan Sinovac dan Sinopharm untuk Umroh

Saudi masih melakukan kajian terkait penggunaan vaksin Sinovac dan Sinopharm

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Umroh masa pandemi
Foto: Google.com
Umroh masa pandemi

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Konsul Haji KJRI Jeddah, Endang Jumali, mengatakan Arab Saudi saat ini masih melakukan kajian terkait penggunaan vaksin Sinovac dan Sinopharm. Hasil kajian tersebut akan segera diumumkan.

“Untuk vaksin Sinovac dan Sinopharm yang digunakan sejumlah negara, Kementerian Kesehatan Arab Saudi masih melakukan kajian. Dalam waktu dekat, akan dirilis hasilnya secara resmi,” kata Endang Jumali dalam keterangan yang didapat Republika, Jumat (13/8).

Menurut Endang, informasi ini didapat setelah menggelar pertemuan dengan Deputi Urusan Umrah Kementerian Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi, Dr. Abdulaziz Wazzan di Kantor Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, Jeddah.

Pertemuan yang berlangsung pada Rabu (11/8) itu dihadiri Konjen RI, Eko Hartono, bersama Koordinator Perlindungan Warga dan Pelaksana Staf Teknis Haji 1 (P-STH 1)

Kementerian Haji dan Umrah disebut terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan Arab Saudi. Koordinasi dilakukan untuk memastikan apakah calon jamaah umroh dari negara lain yang sudah memperoleh dosis penuh dari kedua vaksin tersebut masih perlu diberikan satu dosis lagi (booster), dibandingkan empat vaksin yang digunakan Saudi.

“Sinovac dan Sinopharm saat ini sudah diakui WHO. Kemenag terus berkoordinasi dengan Kemenkes RI dan Kemenlu RI untuk membahas bersama masalah penggunaan vaksin ini,” lanjutnya.

Dalam pertemuan yang sama, Deputi Umrah menegaskan Pemerintah Arab Saudi lebih memprioritaskan keselamatan dan kesehatan jamaah, utamanya dalam pengaturan penyelenggaraan ibadah umroh di masa pandemi. Keselamatan dan kesehatan menjadi hal utama, bukan kepentingan ekonomi dan bisnis semata.

Adapun pelaksanaan ibadah umroh saat ini dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat. Misalnya, transportasi dalam kota hanya diisi 50 persen dari total kapasitas normal, serta akomodasi hotel dibatasi dua orang per kamar.

“Untuk alasan keselamatan juga, kebijakan penangguhan masih diberlakukan, khususnya bagi negara yang penyebaran virus Covid-19 nya dinilai masih tinggi,” ujar Endang Jumali.

Saat ini, ada 30 negara yang masih ditangguhkan masuk ke Kerajaan Arab Saudi, antara lain India, Pakistan, Indonesia, Mesir, Turki, Argentina, Brasil, Afrika Selatan, dan Lebanon, Vietnam, Korut, Korsel dan Afganistan.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement