Jumat 13 Aug 2021 23:05 WIB

Pemimpin Taliban Mau Temui Presiden Erdogan dengan Syarat

Presiden Erdogan membangun tembok di perbatasan untuk atasi imigran gelap Afghanistan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Delegasi Taliban tiba untuk pembicaraan damai Afghanistan di Doha, Qatar, Kamis, 12 Agustus 2021.
Foto: AP/Hussein Sayed
Delegasi Taliban tiba untuk pembicaraan damai Afghanistan di Doha, Qatar, Kamis, 12 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Para pemimpin Taliban bersedia bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk membahas krisis Afghanistan. Erdogan pada Rabu (11/8) mengatakan kemungkinan dia akan menerima pemimpin Taliban untuk bertukar pandangan tentang situasi mengenai bandara internasional Kabul yang ingin dilindungi oleh Ankara.

“Semua orang ingin bertemu dengan pemimpin kami. Dan kami juga menginginkannya, tetapi dalam situasi yang tepat. Ada komunikasi antara kami dan kedutaan Turki di Doha. Kami telah mengatakan kepada Turki tentang keamanan bandara Kabul dengan jujur ​​dan jelas. Semua pasukan asing harus meninggalkan negara kita," kata juru bicara Taliban Mohammad Naeem dalam sebuah pernyataan tertulis kepada Middle East Monitor, Jumat (13/8).

Baca Juga

Pemimpin spiritual Taliban, Haibatullah Akhundzada, belum terlihat di depan umum sejak 2016. Sosok yang kerap muncul di publik saat ini adalah Mullah Abdul Ghani Baradar, yang merupakan salah satu pendiri Taliban, yang memimpin kantor politik dan merupakan bagian dari tim negosiasi di Doha.

Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar melakukan kunjungan ke Pakistan awal pekan ini. Kunjungan tersebut bertujuan menekan Islamabad untuk meyakinkan Taliban agar menerima kehadiran Turki di Kabul. Perdana Menteri Pakistan Imran Khan pada Rabu mengatakan berbagai upaya akan dilakukan untuk memfasilitasi pembicaraan antara Taliban dan Ankara.  

"Yang terbaik adalah Turki dan Taliban melakukan dialog tatap muka. Jadi keduanya bisa membicarakan alasan mengapa bandara Kabul harus diamankan. Jadi kami akan berbicara dengan Taliban, menggunakan pengaruh kami pada mereka untuk berbicara langsung dengan Turki," kata Khan.

Publik Turki belum lama ini gelisah oleh rekaman video yang menunjukkan peningkatan masuknya warga Afghanistan ke Turki dari perbatasan Iran. Presiden Erdogan menyebut Ankara sedang membangun tembok di sepanjang perbatasan Iran dan Irak untuk menghentikan kedatangan imigran gelap.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement