Ahad 15 Aug 2021 14:49 WIB

Taliban Kuasai Kota Terbesar di Wilayah Utara Afghanistan

Taliban akan bergerak cepat kuasi ibu kota Afgganistan, Kabul.

Rep: Puti Almas/ Red: Muhammad Subarkah
Warga Afghanistan yang mengungsi dari provinsi Kunduz dan Takhar akibat pertempuran antara pasukan Taliban dan Afghanistan tinggal di tempat penampungan sementara di sebuah kamp di Kabul, Afghanistan, 10 Agustus 2021. Sedikitnya 27 anak tewas dan 136 terluka dalam 72 jam terakhir di tempat yang berbeda. provinsi-provinsi Afghanistan ketika pertempuran meningkat karena dorongan Taliban untuk mendapatkan wilayah, kata UNICEF pada 09 Agustus.
Foto: EPA-EFE/JAWED KARGAR
Warga Afghanistan yang mengungsi dari provinsi Kunduz dan Takhar akibat pertempuran antara pasukan Taliban dan Afghanistan tinggal di tempat penampungan sementara di sebuah kamp di Kabul, Afghanistan, 10 Agustus 2021. Sedikitnya 27 anak tewas dan 136 terluka dalam 72 jam terakhir di tempat yang berbeda. provinsi-provinsi Afghanistan ketika pertempuran meningkat karena dorongan Taliban untuk mendapatkan wilayah, kata UNICEF pada 09 Agustus.

REPUBLIKA.CO.ID, AFGHANISTAN -- Taliban menguasai Mazar-i-Sharif, kota besar terakhir di wilayah utara Afghanistan yang berada di bawah kendali pemerintah negara itu. Keberhasilan kelompok dalam merebut kekuasaan telah membuat keuntungan besar bagi para anggota mereka, menyusul penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) dan ising lainnya. 

Sebelumnya, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani sempat melakukan perjalanan ke Mazar-i-Sharif untuk mengumpulkan pasukan. Namun, Taliban berhasil memeranginya dan saat ini menguasai sebagian besar wilayah negara. 

Taliban bahkan diperkirakan dengan cepat akan bergerak menguasai Ibu Kota Kabul. Kekerasan yang dilakukan kelompok ini dilaporkan telah membuat lebih dari seperempat juta orang di Afghanistan melarikan diri. 

Kebanyakan mencoba melarikan diri ke Ibu Kota. Serangan terbaru diluncurkan Afghanistan di Maidan Shar, wilayah yang terletak sekitar 40 kilometer dari Kabul. 

Dilansir RNZ, banyak perempuan di Maidan Shar yang ditangkap oleh Taliban. Mereka dipaksa mengenakan burka dan tak sedikit yang juga dipukuli, bahkan dicampuk karena dianggap melanggar aturan sosial yang ditetapkan kelompok itu. 

Pejabat setempat mengatakan Mazar-i-Sharif yang merupakan Ibu Kota Provinsi Balkh, sekaligus kota terbesar keempat di Afghanistan sebagian besar jatuh kepada Taliban tanpa adanya perlawanan berarti. Abas Ebrahimzada, seorang anggota parlemen dari Balkh, mengatakan bahwa tentara nasional adalah yang pertama menyerah, yang kemudian mendorong pasukan pro-pemerintah dan milisi lainnya untuk menyerah.

Baca juga : Taliban Dekati Kabul, Kemenlu RI Siapkan Langkah Antisipasi

Mazar-i-Sharif adalah pusat ekonomi utama yang terletak dekat perbatasan dengan Uzbekistan dan Tajikistan. Terakhir kali Taliban pernah merebut kota itu pada 1990-an.

Panglima perang etnis Uzbekistan Abdul Rashid Dostum dan pemimpin etnis Tajik terkemuka Atta Mohammad Noor dilaporkan telah meninggalkan provinsi tersebut, menyusul serangan Taliban. Dalam sejumlah video yang dibagikan di media sosial, terlihat anggota kelompok itu berada di dalam rumah kosong Dostum.

Noor menyatakan bahwa pasukan pemerintah bersalah atas kekalahan terhadap Taliban. Sementara, seorang warga Mazar-i-Sharif mengatakan sangat takut ketika banyak anggota Taliban berjalan di kota itu.

"Mereka pergi dari pintu ke pintu dan kami di rumah dan sayangnya kami tidak bisa berbuat apa-apa. Kami sangat takut,” ujar warga yang tidak ingin disebutkan namanya karena alasan keamanan.

Daerah lain juga jatuh ke tangan Taliban pada Sabtu (14/8), diantaranya adalah Ibu Kota Provinsi Paktika dan Kunar. Sebuah rekaman video yang belum diverifikasi dari Asadabad, kota di Kunar, menunjukkan orang-orang mengibarkan bendera Taliban dan berada di jala-jalan utama.

Taliban sekarang menguasai lebih dari setengah ibu kota provinsi di Afghanistan. Satu-satunya kota besar yang tetap berada di bawah kendali pemerintah adalah Kabul dan Jalalabad. Di Kabul, orang-orang yang telah melarikan diri dari serangan Taliban tidak bisa berbuat banyak selain menunggu dengan ketakutan untuk melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.

Sementara itu, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengatakan prioritas utama adalah remobilisasi angkatan bersenjata negara diperlukan. Ia mengatakan tak akan membiarkan perang terjadi yang berpotensi menyebabkan lebih banyak kematian warga sipil. 

Baca juga : Qatar Minta Taliban Hentikan Serangan di Afghanistan

PBB telah mengimbau negara-negara tetangga untuk menjaga perbatasan mereka tetap terbuka sehingga pengungsi Afghanistan dapat tiba di sana dengan selamat. Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengatakan situasinya semakin tidak terkendali.

Kekerasan di negara itu telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, menyusul pasukan pimpinan AS telah ditarik setelah 20 tahun operasi militer. Presiden AS Joe Biden mengatakan sekitar 5.000 tentara Amerika dikerahkan untuk memastikan proses penarikan yang tertib dan aman.

Sekitar 600 tentara Inggris juga akan tiba di kota itu akhir pekan ini untuk membantu penarikan warga negara yang ada di sana. Mereka juga akan membantu relokasi warga Afghanistan yang membantu pasukan Inggris dan sekarang menghadapi risiko pembalasan dari Taliban.

https://www.rnz.co.nz/news/world/449204/afghanistan-taliban-take-government-s-last-northern-stronghold

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement