Senin 16 Aug 2021 07:38 WIB

Taliban: Kami Siap Berdialog

Taliban mengaku akan memberi jaminan keamanan untuk misi diplomatik.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Delegasi Taliban tiba untuk pembicaraan damai Afghanistan di Doha, Qatar, Kamis, 12 Agustus 2021.
Foto: AP/Hussein Sayed
Delegasi Taliban tiba untuk pembicaraan damai Afghanistan di Doha, Qatar, Kamis, 12 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Juru bicara Taliban Mohammad Naeem pada Ahad (15/6) mengatakan kepada Aljazirah bahwa perang telah berakhir di Afghanistan. Dia mengatakan, Taliban akan segera membentuk rezim pemerintahan baru.

Naeem meyakinkan semua orang bahwa Taliban akan memberikan keamanan bagi warga negara dan misi diplomatik. Taliban juga siap untuk berdialog dengan semua tokoh Afghanistan. "Kami siap untuk berdialog dengan semua tokoh Afghanistan dan akan menjamin perlindungan yang diperlukan," kata Naeem.

Baca Juga

Naeem mengatakan, Taliban mengambil setiap langkah secara bertanggung jawab dan ingin berdamai dengan semua orang. Taliban memasuki Kabul dan menggeruduk istana kepresidenan pada Ahad. Sementara Presiden Ashraf Ghani, meninggalkan Afghanistan di tengah situasi negara yang sedang genting.

Menurut Naeem, dia tidak menyangka bahwa Ghani akan melarikan diri dari Afghanistan. Dia mengatakan, Taliban telah menuai hasil dari upaya dan pengorbanannya selama 20 tahun.  

"Kami telah mencapai apa yang kami cari, yaitu kebebasan negara kami dan kemerdekaan rakyat kami. Kami tidak akan mengizinkan siapa pun menggunakan tanah kami untuk menargetkan siapa pun, dan kami tidak ingin menyakiti orang lain," kata Naeem.

Baca juga : Hamid Gul, Sang Godfather of Taliban

Naeem meyakinkan, Taliban tidak akan ikut campur dalam urusan orang lain. Sebagai imbalannya, Taliban menuntut pihak lain agar tidak ikut campur tangan dalam urusan mereka.

"Kami tidak berpikir bahwa pasukan asing akan mengulangi pengalaman mereka yang gagal di Afghanistan sekali lagi," kata Naeem, seraya menambahkan bahwa kelompok itu siap menghadapi keprihatinan masyarakat internasional melalui dialog.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement