Jumat 20 Aug 2021 04:45 WIB

Jabar Ditargetkan Jadi Pusat Investasi se-ASEAN

Di usia ke-76 tahun, Jabar akan menjadi yang terbaik dan terdepan dalam investasi

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
 Jawa Barat meluncurkan program Ekosistem Investasi dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang digelar di Bandung secara online, Kamis (19/8).
Foto: istimewa
Jawa Barat meluncurkan program Ekosistem Investasi dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang digelar di Bandung secara online, Kamis (19/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG—Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPSTP) Jawa Barat berkolaborasi dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat meluncurkan program Ekosistem Investasi. 

Peluncuran tersebut, dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang digelar di Bandung secara online, Kamis (19/8). Ada empat agenda utama yang bisa mendorong Jawa Barat menjadi destinasi utama investasi. Yakni peluncuran West Java Invesment Hub (WJIH), Kampanye Nomor Induk Berusaha (NIB) lalu Peluncuran Cinematography of Investment Festival (Cifest) dan Sosialisasi dan Regulasi Kemudahan Berusaha.

Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, di usia Jabar yang ke-76 tahun, Jabar akan menjadi yang terbaik dan terdepan dalam urusan investasi. Menurutnya, ada tiga hal yang menjadi unggulan Jawa Barat dalam menarik investor yakni kesiapan infrastruktur, SDM yang produktif dan kemudahan pelayan perizinan. 

“Dengan tiga alasan ini Jawa Barat bertahan menjadi tujuan investasi. Saya targetkan, kita harus naik kelas, kita harus juara menjadi pusat investasi se-Asean dengan tiga keunggulan tadi,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

Emil berharap, peluncuran Ekosistem Investasi diharapkan bisa melahirkan cetak biru, road map dan rencana aksi agar bisa mewujudkan kemudahan berusaha dan pengembangan investasi secara komprehensif di Jawa Barat. “Lahirnya cetak biru bisa menyiapkan masa depan investasi Jawa Barat, juga ada rencana aksi yang tersusun dalam road map,” katanya.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Herawanto mengapresiasi langkah Pemprov Jawa Barat terutama DPMPTSP Jawa Barat yang menggandeng berbagai pihak mulai dari perbankan, dunia usaha, akademisi, hingga media untuk melahirkan Ekosistem Investasi. “Ini salah satu upaya mendorong investasi di Jawa Barat,” katanya.

Herawanto mengatakan, Ekosistem Investasi Jawa Barat meliputi 4 (empat) aspek utama. Aspek pertama yaitu keberadaan Investment Hub sebagai sarana dan tempat untuk memfasilitasi para pelaku usaha, media showcase dan networking pelaku usaha dengan calon investor. 

Aspek kedua, kata dia, adalah network and social connections sebagai jejaring untuk bertukar informasi antar pelaku usaha dengan para calon investor. Aspek ketiga, berupa penyiapan berbagai investment vehicletermasuk terutama seperangkat aturan dan ketentuan untuk mendukung kemudahan berinvestasi.

Lalu, kata dia, aspek keempat berupa program capacity building sebagai sarana pengembangan sumber daya kegiatan usaha baik yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah. Dengan dibentuknya Ekosistem Investasi Jawa Barat ini, diharapkan semakin memperkuat posisi Jawa Barat sebagai tujuan prioritas investasi di Indonesia.  “Satu hal yang perlu kita ketahui bersama, investasi tidak hanya terbatas pada proyek-proyek atau industri besar sedang, namun juga industri kecil menengah dan UMKM,” katanya.

Menurut Herawanto, berbagai potensi yang dimiliki Jabar. Seperti jumlah penduduk yang besar, kekayaan alam yang berlimpah dan diperkuat dengan tingkat kreativitas masyarakat yang tinggi telah mendorong lahirnya UMKM potensial yang dapat menggerakkan ekonomi Jawa Barat.

” Oleh karenanya, pembentukan “Ekosistem Investasi Jawa Barat” juga mencakup berbagai upaya penguatan dan dukungan UMKM sebagai salah satu potensi investasi,” katanya. 

Kepala Dinas PTMPSP Jabar Noneng Komara mengatakan program ini diluncurkan dalam upaya mendukung peningkatan ekosistem investasi dan kegiatan berusaha. Hal itu, sebagaimana tercantum dalam pasal 4 undang-undang nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

Dalam Ekosistem Investasi tersebut, kata dia, berisi empat agenda utama yang bisa mendorong Jawa Barat menjadi destinasi utama investasi. Pertama, gedung West Java Investment Hub (WJIH) setinggi 4 lantai sendiri berdiri di komplek kantor DPMPTSP Jabar di Jalan Windu, Bandung. WJIH akan menjadi sarana dan tempat yang nyaman bagi stakeholder investasi. 

Berikutnya, kata dia, Nomer Induk Berusaha (NIB) bagi UMKM di Jabar yang akan memberikan banyak kemudahan dalam berusaha. Mulai dari akses perbankan, pertautan antara UMKM dengan investor hingga pengurusan sertifikat halal. 

Selanjutnya, kata dia, Cinematograpy of Investment Festival atau Cifest yang akan menjadi medium kompetisi foto dan video bagi UMKM yang sudah siap untuk berhubungan dengan investor sekaligus mejnadi ajang UMKM mengembangkan kemampuan digital marketing. “Ini akan mendorong sektor kreatif juga, bahan Cifest ini nantinya akan masuk dalam WJIS 2021,” kata Noneng.

DPMPTSP Jawa Barat juga memastikan agar iklim investasi di provinsi ini makin kondusif, saat ini bersama DPRD Jawa Barat tengah menggodok Raperda Investasi dan Kemudahan Berusaha. 

Raperda ini, kata dia, akan menjadi semacam omnibus law bagi Jawa Barat karena memperbaiki 49 perda yang sebelumnya sudah ada. “Jadi ini sesuai amanat Pak Gubernur Ridwan Kamil, Jawa Barat harus menjadi destinasi investasi terbaik,” katanya.

Peluncuran Ekosistem Investasi sendiri merupakan rangkaian event Road to WJIS (West Java Investment Summit) 2021. Program ini, kata dia, diharapkan makin memantapkan posisi Jabar sebagai daerah tujuan investasi di Indonesia baik investor asing maupun dalam negeri.

Tercatat pada medio Januari-Juni 2021 investor yang merealisasikan penanaman modal ke Jawa Barat mencapai Rp 72,46 triliun. “Realisasi investasi ke Jawa Barat pada semester  I Januari-Juni 2021 menempati peringkat 1 nasional,” katanya.

Dengan raihan ini, kata dia, maka Jawa Barat telah merealisasikan 56,90 persen dari target Rp 127,34 triliun yang diberikan Kementerian Investasi/BKPM RI. Sementara untuk target RPJMD 2018-2023, pihaknya berhasil merealisasikan 71,06 persen dari total target Rp 101,97 triliun. “Selama pandemi kami terus memberikan pelayanan terbaik, mudah-mudahan target seluruhnya tercapai,” katanya. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement