Senin 23 Aug 2021 16:23 WIB

Pandemi Jadi Tantangan Pembangunan Infrastruktur di DKI

Pemprov DKI memprioritaskan pekerjaan revitalisasi terhadap sejumlah stasiun KRL

Rep: Flori Sidebang/ Red: Hiru Muhammad
Sebuah Kereta Rel Listrik (KRL) Comutter Line melintas pada perlintasan sebidang yang sudah ditutup di kawasan Stasiun Palmerah, Jakarta, Ahad (29/11/2020). Dinas Perhubungan DKI Jakarta resmi menutup perlintasan sebidang kereta api tersebut terkait adanya program penataan tahap dua di Stasiun Palmerah.
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Sebuah Kereta Rel Listrik (KRL) Comutter Line melintas pada perlintasan sebidang yang sudah ditutup di kawasan Stasiun Palmerah, Jakarta, Ahad (29/11/2020). Dinas Perhubungan DKI Jakarta resmi menutup perlintasan sebidang kereta api tersebut terkait adanya program penataan tahap dua di Stasiun Palmerah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Hari Nugroho mengatakan, sejumlah pembangunan infrastruktur, yakni pembangunan revitalisasi pedestrian di Ibu Kota sempat mengalami kendala lantaran terjadi pandemi Covid-19. Hari menyebut, hal itu disebabkan adanya refocusing anggaran untuk penanganan pandemi virus Corona.

“Tahun 2020 kita dianggarkan Rp 1,1 triliun untuk membangun kawasan pedestrian yang memang menuju kawasan TOD (transit oriented development), namun pada saat itu karena ada refocusing otomatis anggaran itu hilang, artinya tertunda. Sehingga dari Rp 1,1 triliun itu hanya menyisakan sekitar hampir Rp 20 miliar,” kata Hari dalam diskusi virtual, Senin (23/8).

Hari menuturkan, Pemprov DKI bersama pemerintah pusat, melalui BUMD dan BUMN pun berkolaborasi untuk memanfaatkan anggaran itu sebaik mungkin. Akhirnya, kata dia, pertengahan tahun 2020, pihaknya memprioritaskan pekerjaan revitalisasi terhadap sejumlah stasiun KRL untuk mengintegrasikan berbagai transportasi umum dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Sehingga dari kereta api nyambung ke MRT, nyambung ke Jaklingko, nyambung ke ojek online. Akhirnya kita sepakat pada waktu itu ya sudah berarti yang akan kita buat infrastrukturnya, yaitu adalah kawasan Tanah Abang stasiun Tanah Abang, Stasiun Juanda, Stasiun Senen sama yang di Dukuh Atas,” ujarnya.

Selain itu, sambung Hari, pekerjaan infrastruktur yang juga sempat terhambat adalah pembangunan jalan layang (flyover) Lenteng Agung dan Tanjung Barat di Jakarta Selatan, serta underpass Senen di Jakarta Pusat. Dia mengungkapkan, ketiga proyek ini sempat terhenti selama satu hingga dua bulan lantaran terjadi pemangkasan anggaran. Padahal, dia mengatakan, pembangunan ketiga proyek ini membutuhkan anggaran hampir Rp 850 miliar.

Namun, Hari menyampaikan, pemerintah pusat akhirnya mengucurkan dana pinjaman kepada Pemprov DKI melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Dinas Bina Marga pun segera menyelesaikan pembangunan jalan layang Lenteng Agung, Tanjung Barat, dan underpass Senen.“Alhamdulillah jadwal schedule pembangunan bisa tepat waktu walaupun butuh 1-2 bulan untuk menunggu kepastian anggaran dari mana,” katanya.

Sementara itu, Direktur Proyek Jakarta Internasional Stadium (JIS) PT Jakpro, Iwan Takwin mengungkapkan, pandemi Covid-19 memang menjadi tantangan dalam pembangunan stadion sepak bola berskala internasional tersebut. Apalagi, kata dia, selama ini pemerintah kerap melakukan penyekatan di berbagai wilayah untuk menekan mobilisasi masyarakat dan mencegah penularan virus corona. 

"Itu sangat sangat memberikan kami tantangan, bagaimana kami memobilisasi pekerja-pekerja sesuai dengan kebutuhan konstruksi ini. Terutama pekerja-pekerja dengan keahlian spesifik atau spesialis," ungkap Iwan.

Iwan menyebut, pada tahun 2020 lalu, pihaknya melibatkan sebanyak 2 ribu pekerja dalam proyek pembangunan JIS. Namun, dalam waktu satu bulan sejak pandemi Covid-19 melanda Ibu Kota, jumlah pekerja menurun drastis menjadi 350 orang. 

"Para pekerja ini mungkin bereaksi lebih sehingga mereka mendadak pulang ke kampung mereka masing-masing. Itu menjadi tantangan, sehingga pekerjaan-pekerjaan yang sudah kami targetkan harus diselesaikan sesuai dengan timeline-nya itu menjadi sedikit delay (tertunda)," ujar dia. 

Namun, Iwan memastikan pihaknya terus berupaya menyelesaikan pembangunan JIS. Dia menyebut, hingga pekan ini, progres pembangunan stadion tersebut sudah mencapai 68,4 persen. Bahkan, sambung dia, pembangunan lapangan latih di JIS telah rampung dikerjakan dan mulai dapat digunakan pada bulan September 2021."Alhamdulillah, sampai hari ini lapangan latih itu sudah kami selesaikan dan sudah siap pakai nanti di bulan depan. Dan itu akan dilakukan serah terima secara parsial," katanya. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement