Selasa 24 Aug 2021 10:18 WIB

Enam Siswa Islam yang Diculik di Nigeria Meninggal

Para siswa diculik sejak Mei.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Esthi Maharani
 Pasukan keamanan menjaga Sekolah Menengah Pertama Gadis Pemerintah di mana lebih dari 300 gadis diculik oleh pria bersenjata pada hari Jumat, di kota Jangebe, negara bagian Zamfara, Nigeria utara Minggu, 28 Februari 2021. Keluarga di Nigeria menunggu dengan cemas pada hari Minggu untuk berita penculikan mereka anak perempuan, yang terbaru dari serangkaian penculikan massal siswa sekolah di negara Afrika Barat.
Foto: AP/Ibrahim Mansur
Pasukan keamanan menjaga Sekolah Menengah Pertama Gadis Pemerintah di mana lebih dari 300 gadis diculik oleh pria bersenjata pada hari Jumat, di kota Jangebe, negara bagian Zamfara, Nigeria utara Minggu, 28 Februari 2021. Keluarga di Nigeria menunggu dengan cemas pada hari Minggu untuk berita penculikan mereka anak perempuan, yang terbaru dari serangkaian penculikan massal siswa sekolah di negara Afrika Barat.

IHRAM.CO.ID, ABUJA - Enam dari 136 siswa yang diculik dari sekolah Islam di Nigeria dilaporkan meninggal dunia karena sakit, Senin (23/8) waktu setempat. Para siswa diculik sejak Mei. Para penculik meminta uang tebusan dari sekolah di kota Tegina, di negara bagian Nigeria utara.

Seperti dilansir laman Voice of America, Selasa (24/8), Kepala Sekolah, Abubakar Garba Alhasan mengatakan, para penculik telah menelepon dan mengatakan bahwa anak-anak meninggal karena sakit. Penculik juga mendesak agar permintaan tebusan dipenuhi.

Abubakar Adam, yang tujuh anaknya ditahan oleh geng kriminal penculik itu mengatakan, para penculik menelepon kepala sekolah untuk meminta uang tebusan. Pada Ahad (22/8) 15 siswa lagi dibebaskan. Mereka bebas setelah orang tua membayar uang tebusan yang tidak diungkapkan besarannya.

Geng kriminal yang melakukan penculikan untuk mendapatkan uang tebusan disalahkan atas serangkaian serangan di sekolah asrama di Nigeria utara. Tercatat bahwa lebih dari 1.000 siswa telah diculik sejak Desember.

Presiden Nigeria Muhammadu Buhari pada Februari lalu meminta pemerintah negara bagian untuk berhenti membayar para penculik. Gubernur Kaduna Nasir Ahmad el-Rufai secara terbuka menolak untuk membayar. Orang tua dan masyarakat yang putus asa sering kali mengumpulkan dan membayar sendiri uang tebusan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement