Rabu 25 Aug 2021 05:49 WIB

Indonesia Akan Ekspor Gas Sampai 2030

Suplai gas di dalam negeri masih lebih banyak dibanding permintaannya.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
Jaringan gas (ilustrasi). Indonesia akan mengekspor gas.
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Jaringan gas (ilustrasi). Indonesia akan mengekspor gas.

REPUBLIKA.CO.ID,

JAKARTA -- Pasar gas dunia masih menjadi pasar yang potensial. Meski kebutuhan akan gas di dalam negeri masih terus meningkat tapi pemerintah membuka peluang untuk tetap menjadi pemain ekspor gas.

Baca Juga

Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto menjelaskan, saat ini konsumsi domestik banyak diserap oleh sektor industri, listrik, pupuk dan petrokimia serta transportasi. Namun, angka kebutuhan ini masih bisa dipenuhi oleh produksi gas nasional.

"Suplai kita masih lebih tinggi dari permintaannya. Makanya hingga 2030 peluang ekspor juga masih terbuka," ujar Djoko dalam diskusi, Selasa (24/8).

 

Djokk mengatakan, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memiliki target produksi minyak 1 juta barel per hari (bph) dan gas 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030 yang akan meningkatkan pasokan gas.

"SKK Migas punya satu program 1 juta barel dan 12 BSCFD di tahun 2030. Kalau ini berhasil maka pasokan gas kita akan naik lagi," ungkap Djoko.

Di dalam startegi induk energi nasional, imbuhnya, yang telah disusun oleh DEN bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan terkait dan telah disampaikan kepada Presiden, gas bumi akan dimanfaatkan lebih banyak lagi di dalam negeri.

"Kita punya strategi manfaatkan gas bumi lebih banyak lagi di dalam negeri dengan bangun infrastruktur, baik pipa gas, jaringan distribusi, dan mini LNG gantikan solar ke gas," kata Djoko.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement