Rabu 25 Aug 2021 16:40 WIB

Sri Mulyani: Keuangan Syariah Jaga Stabilitas Saat Pandemi

Menkeu berharap nilai keuangan syariah rebound ke Rp 3,6 triliun dolar AS di 2024

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut keuangan syariah merupakan elemen kunci penting dalam menciptakan stabilitas keuangan
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut keuangan syariah merupakan elemen kunci penting dalam menciptakan stabilitas keuangan

IHRAM.CO.ID, JAKARTA-- Pemerintah menyebut keuangan syariah merupakan elemen kunci dalam menciptakan stabilitas ekonomi, terutama di tengah krisis pandemi Covid-19. Berdasarkan laporan keuangan syariah global 2021, Indonesia merupakan salah satu negara terbesar dalam hal market size terkait transaksi fintech syariah sebesar 2,9 miliar dolar AS pada 2020. 

Hal ini membuat Indonesia berhasil berada di antara lima besar di belakang Arab Saudi dengan 17,9 miliar dolar AS, Iran 9,2 miliar dolar AS, UEA dengan 3,7 miliar dolar AS, dan Malaysia 3 miliar dolar AS. “Saya percaya kita akan melihat ini sebagai pertumbuhan yang sangat kuat tidak hanya dalam hal nilai aset, tetapi yang paling penting dalam hal partisipasi rakyat terhadap stabilitas ekonomi. Jadi keuangan syariah merupakan elemen kunci penting dalam menciptakan stabilitas keuangan,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani saat webinar Annual Islamic Finance Conference (The AIFC) secara virtual, Rabu (25/8).

Sri Mulyani menyebut adanya kombinasi antara keuangan syariah dan teknologi juga menambah dorongan terhadap stabilitas ekonomi yaitu melalui aset fintech syariah di Indonesia sebesar Rp 134 miliar per Juni 2021. Berdasarkan laporan ekonomi syariah global 2020 memperkirakan nilai aset keuangan syariah Indonesia meningkat 13,9 persen pada 2019 yaitu dari 2,52 triliun dolar AS menjadi 2,88 triliun dolar AS.

“Jumlah itu masih tiga persen dari total aset fintech di Indonesia namun berpotensi tumbuh lebih besar dan lebih cepat mengingat fintech syariah telah meningkat dengan porsi sangat tinggi yakni lebih dari 50 kali hanya dalam 2,5 tahun terakhirMenurutnya selama dekade terakhir keuangan syariah telah menjadi salah satu sektor pertumbuhan tercepat industri keuangan global, bahkan melampaui pasar pembiayaan konvensional.

“Bukti menunjukkan kinerja perbankan syariah jauh lebih baik daripada sistem perbankan konvensional,” ucapnya. Tak hanya tren global, keuangan syariah di Indonesia juga menunjukkan pertumbuhan yang konsisten melalui aset keuangan syariah dari sisi perbankan sebesar 15,6 persen pada Maret 2021 dan sebesar Rp 598,2 triliun pada Mei 2021.

“Pandemi diharapkan nilai aset keuangan syariah mampu rebound mencapai 3,69 triliun dolar AS pada 2024,” ucapnya. Dari sisi pasar modal syariah, jumlah investor juga meningkat 9,3 persen dalam tiga bulan pertama tahun 2021 dan outstanding sukuk Indonesia sebesar Rp 1.076 triliun per Juni 2021.

“Artinya, tumbuh 10,75 persen dari tahun ke tahun. Ini diperkirakan akan terus berkembang pada masa mendatang,” katanya. Selain itu Indonesia merupakan salah satu kontributor utama penerbitan sukuk global di pasar internasional sebesar 23,11 persen dari total penerbitan global sebesar 23,65 miliar dolar AS.

"Perlu juga dicatat bahwa selama periode 2013 hingga 2021 terdapat 3.447 proyek yang dibiayai oleh sukuk,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement