Kamis 26 Aug 2021 20:13 WIB

Inggris Peringatkan Ancaman Serangan Bandara Kabul  

Informasi intelijen menyatakan akan ada serangan di Bandara Kabul

Informasi intelijen menyatakan akan ada serangan di Bandara Kabul. Ilustrasi Bandara Kabul Afghanistan
Foto: Sgt. Samuel Ruiz/U.S. Marine Corps via AP
Informasi intelijen menyatakan akan ada serangan di Bandara Kabul. Ilustrasi Bandara Kabul Afghanistan

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON— Menteri Angkatan Bersenjata Inggris James Heappey memperingatkan adanya laporan intelijen yang "dapat dipercaya" bahwa kelompok militan sedang merencanakan serangan terhadap orang-orang yang berkumpul di Bandara Kabul dalam upaya untuk melarikan diri dari Afghanistan.

Rabu malam (25/8), Kementerian Luar Negeri Inggris menyarankan orang-orang untuk tidak melakukan perjalanan ke Bandara Internasional Kabul Hamid Karzai, di mana ribuan orang menunggu penerbangan ke luar negeri menjelang batas waktu 31 Agustus ketika Amerika Serikat dan sekutunya akan menarik pasukan mereka yang tersisa di Afghanistan.

Baca Juga

"Sekarang ada laporan yang sangat, sangat bisa dipercaya tentang serangan yang akan segera terjadi, dan itulah sebabnya imbauan Kementerian Luar Negeri diubah tadi malam, bahwa orang-orang tidak boleh datang ke Bandara Kabul, mereka harus pindah ke tempat yang aman dan menunggu instruksi lebih lanjut," kata Heappey kepada radio BBC, Kamis (26/8).

Heappey menegaskan bahwa laporan intelijen tentang kemungkinan serangan bom bunuh diri oleh militan ISIS telah menjadi "jauh lebih kuat".

"Saya pikir ada keinginan besar di antara banyak orang dalam antrian untuk mengambil kesempatan mereka, tetapi pelaporan ancaman ini memang sangat kredibel. Ada waktu yang nyata untuk itu," tutur dia.

Dia mengatakan bahwa negara-negara Barat mengandalkan Taliban untuk keamanan di luar bandara, dan meskipun ada peringatan, masih banyak orang yang menunggu di sana.

"Saya hanya bisa mengatakan bahwa ancamannya sangat parah. Kami akan melakukan yang terbaik untuk melindungi mereka yang ada di sana," kata Heappey.

"Ada kemungkinan bahwa saat laporan lebih lanjut masuk, kami mungkin dapat mengubah imbauan dan memproses orang lagi, tetapi tidak ada jaminan untuk itu," ujar dia, melanjutkan.

sumber : Reuters/Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement