Ahad 29 Aug 2021 21:20 WIB

Kisah Kenangan Jurnalis Inggris Ditangkap Taliban

Yvonne Ridley menanggap penangkapan dirinya oleh Taliban sebagai pengalaman spritual.

Rep: zainur mahsir ramadhan/ Red: Muhammad Subarkah
 Yvonne Ridley saat dibebaskan Taliban.
Foto: bbc.com
Yvonne Ridley saat dibebaskan Taliban.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Jurnalis perempuan asal Inggris, Yvonne Ridley, mengenang kembali peristiwa saat ia ditangkap Taliban kala meliput Afghanistan pasca serangan 9/11 silam. Berdasarkan pemaparannya, ada pengalaman spiritual setelah ditahan 11 hari dan menjadi mualaf setelahnya.

Dia mengaku, awalnya, kesalahpahaman setelah ditangkap memang masih terjadi. Saat itu, dia merasa akhir hidupnya sudah diujung tanduk saat Taliban mulai menghiraukan kehadirannya, dengan tidak melihat Yvonne sama sekali.

"Setelah hari ke-6 saya bertanya kenapa, ternyata mereka menjawab itu adalah bentuk penghormatan kepada wanita dalam Islam. Di sinilah awal saya merasa ada kesalahpahaman. Saya kira mereka tidak melihat saya karena tidak mau merasa bersalah melihat calon orang yang akan mereka bunuh nanti, seperti di film-film Hollywood," ujar Yvonne dalam forum webinar bersama Aqsa Working Group, Ahad (29/8).

Dengan adanya pengalaman itu, dia merasa stereotip ‘teroris’ yang ditanamkan oleh Amerika Serikat dan masyarakat dunia adalah kesalahan.

Selain itu, menurut Yvonne, ada juga banyak sangkaan yang dipatahkan selama masa penahanan tersebut. Selama penahanan pun Yvonne diperlakukan layaknya tamu, bukan tahanan. Padahal, dirinya sempat berpikir tidak akan bertahan hidup sehari saja. Hingga akhirnya, dia dibebaskan Taliban karena masalah kemanusiaan.

"Kalau ada yang bertanya siapa yang paling senang terbebas saat itu, yang paling senang adalah Taliban, karena para pria itu tidak suka harus sering bertemu (berkhalwat) dengan saya perempuan," katanya sambil tertawa.

Selepas bebas, sesuai janjinya kepada Taliban, Yvonne memutuskan untuk mempelajari Islam. Meski bukan kewajiban, hal itu dinilai Yvonne bisa bermanfaat untuk menambah wawasan tentang Muslim karena banyaknya kesalahpahaman selama ini.

"Setelah mempelajari, saya masuk Islam dua tahun kemudian, saya pikir ini adalah perjalanan wawasan akademik saya, namun ternyata ini adalah perjalanan spiritual saya," tambahnya.

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement