Senin 30 Aug 2021 06:05 WIB

Makanan Segar dan Beku, Mana Lebih Sehat?

Perdebatan tentang makanan segar dan beku sudah berlangsung sejak lama.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Perdebatan tentang makanan segar dan beku sudah berlangsung sejak lama.
Foto: www.freepik.com
Perdebatan tentang makanan segar dan beku sudah berlangsung sejak lama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdebatan mengenai mana yang lebih sehat antara makanan segar dan makanan beku sudah lama berlangsung. Ada yang menganggap makanan segar jauh lebih sehat, begitu juga sebaliknya.

Menurut orang awam, buah dan sayuran segar tidak ada tandingannya. Namun, dalam beberapa kasus, sebagian orang tidak bisa dengan mudah mengakses makanan segar dan mungkin hanya bisa mendapat makanan beku.

Baca Juga

Untungnya, industri makanan telah berkembang untuk memproduksi produk beku yang sehat dan tidak mengandung sodium atau pengawet dalam jumlah besar. Ada pula studi yang menyebut proses pembekuan bisa menyehatkannya.

Penelitian itu membandingkan beberapa sayuran dalam kondisi segar dan beku. Hasilnya, brokoli beku diketahui memiliki kadar beta-karoten dan vitamin C yang lebih tinggi dibandingkan brokoli segar.

 

Demikian pula blueberry beku yang memuat kadar polifenol dan antosianin lebih tinggi daripada blueberry segar. Saat nutrisinya ditinjau, kubis Brussel beku pun tingkatannya lebih tinggi dari yang segar.

Penjelasannya, produk segar yang dibeli dari toko kelontong biasanya dipanen sebelum memiliki waktu yang diperlukan untuk mencapai kematangan puncak nilai gizinya. Itu sengaja dilakukan dengan pertimbangan distribusi.

Pemanen memastikan buah dan sayuran dapat diangkut ribuan kilometer selama berhari-hari atau beberapa pekan sebelum kondisinya rusak. Meskipun secara teori bagus, saat dipanen, buah atau sayuran belum benar-benar matang.

Artinya, ketika produk berakhir di piring konsumen, nilai gizinya telah sedikit terganggu. Sementara, sayuran dan buah yang akan diproses untuk makanan beku dipetik ketika sudah matang sepenuhnya.

Lantas, proses pembekuan cepat diterapkan pada produk untuk mencegah menurun atau hilangnya nutrisi. Meskipun prosesnya menyebabkan beberapa nutrisi berkurang, sebagian besar nutrisi utama telah terkunci.

Ketika makanan beku diangkut dengan truk, pesawat, atau kapal lalu disimpan di rak selama jangka waktu yang lama, kondisinya mungkin lebih sehat. Itu jika dibandingkan dengan buah atau sayuran segar.

Terlepas dari perbandingan tersebut, makan buah dan sayuran setiap hari sangat bermanfaat bagi tubuh, entah itu dalam kondisi segar atau sudah dibekukan. Perbedaan tingkat nutrisinya pun hanya sedikit.

Apabila memungkinkan, cobalah beberapa cara untuk mendapat nutrisi optimal. Misalnya, berbelanja langsung ke petani atau menanam buah dan sayur sendiri di kebun, dikutip dari laman One Green Planet, Ahad (29/8).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement