Senin 30 Aug 2021 13:00 WIB

Ini Strategi Investasi Reksa Dana untuk Milenial

Ketidakpastian masih tinggi, investor harus mengukur investasi dengan preferensinya.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Investasi (ilustrasi). Minat generasi milenial untuk berinvestasi reksa dana masih tetap tinggi.
Foto: Tim Infografis Republika.co.id
Investasi (ilustrasi). Minat generasi milenial untuk berinvestasi reksa dana masih tetap tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minat generasi milenial untuk berinvestasi reksa dana masih tetap tinggi. Investor milenial pun diminta untuk lebih cermat dalam melakukan manajemen risiko di tengah pandemi Covid-19 yang masih mengancam.

Head of Investment Specialist Syailendra Capital, Mochamad Aldies Sageri, meningatkan investor milenial agar tidak hanya sekadar mengikuti pilihan orang lain. Menurutnya, investor harus melakukan analisa terhadap produk reksa dana dan manajer investasinya. 

"Investor sebaiknya tidak asal dengar dari teman atau fear of missing out (FOMO) di tengah kondisi ekonomi Indonesia yang masih tersandera pandemi Covid-19. Terkait dengan porsi, bisa diukur sesuai dengan preferensi masing-masing investor," kata Aldies, dalam gelaran FestiFund 2021, Senin (30/8). 

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Ciptadana Asset Management Herdianto Budiarto menjelaskan secara alokasi untuk kuartal keempat 2021 memang tergantung dari preferensi risiko. Namun jika preferensinya moderat, ia menyarankan porsi investasi reksa dana dengan skema 30 persen di equity fund, 30 persen di fixed income fund dan 40 persen di money market

Menurut Herdianto, ketidakpastian equity masih terbilang cukup tinggi, sedangkan fixed income fund diharapkan relatif stabil sampai akhir tahun. Dari sisi return money market memang paling rendah yaitu sekitar 4-4,5 persen, tetapi kemungkinan terjadinya kerugian sangat kecil. 

Baca juga : Langgar Kode Etik, Gaji Lili Pintauli Siregar Dipotong

"Saat ini kita optimis, tapi tetap juga hati-hati. Alokasinya masih cukup signifikan di aset-aset yang risikonya rendah," kata Herdianto.

Herdianto juga mengingatkan agar investor tidak hanya mengharapkan keuntungan secara cepat, sebab investasi memerlukan waktu dan proses. Investor harus mengenali reksa dana dan manajer investasinya. 

Head of Distribution Partnership Mandiri Manajemen Investasi, Eriko Se menegaskan profil risiko menjadi hal yang utama dalam penempatan portofolio investasi milenial jelang akhir tahun 2021. 

"Bagi investor dengan profil agresif maka bobot sahamnya bisa lebih besar dibandingkan yang lain. Sementara bagi investor moderat atau konservatif bisa memperbesar bobot fixed income dan money market," tutup Eriko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement