Senin 30 Aug 2021 13:51 WIB

Nasib Warisan Budaya Afghanistan di Bawah Taliban

Tak ada vandalisme atau perusakan situs warisan utama Afganistan

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Warisan budaya Afganistan
Foto: The National News
Warisan budaya Afganistan

IHRAM.CO.ID, KABUL – Dua puluh tahun lalu, Taliban menghancurkan patung Buddha yang berasal dari abad ke-6. Reputasi kelompok itu identik dengan penghancuran warisan budaya. Banyak pihak yang berasumsi kembalinya kekuasaan Taliban akan membawa kampanye kehancuran serupa.

Namun, saat Taliban menguasai Kabul bulan ini, mereka menempatkan penjaga di sekitar Museum Nasional Afghanistan dan menyelamatkan barang antik dari penjarahan. Tak ada vandalisme atau perusakan situs warisan utama yang dilaporkan.

Beberapa pekerjaan restorasi tampak dimulai lagi, misalnya di Machine Khana, bagian dari proyek transformasi perkotaan yang dilakukan di lokasi industri di pusat Kabul. Proyek tersebut terpaksa dihentikan sementara ketika Taliban memasuki ibu kota. Pada Sabtu lalu, proyek kembali dibuka dengan 600 pekerja dan teknisi.

“Saya merasa sangat optimis tentang warisan budaya. Proyek budaya kami untuk kepentingan rakyat Afghanistan. Mereka membutuhkan bantuan dan kami memberikannya,” kata Kepala Eksekutif Aga Khan Trust for Culture di Afghanistan yang mengawasi restorasi Machine Khana, Ajmal Maiwandi.

Aga Khan Trust for Culture adalah salah satu warisan budaya utama nirlaba di negara ini dengan satu miliar dolar Amerika dihabiskan sejak 2002. Proyeknya berkisar dari restorasi kuil abad ke-16 Abu Nasr Khwaja Parsa di Balkh, sebuah kota kuno yang terletak tepat di luar Mazar-i-Sharif ke konservasi Kota Tua Herat dan sebagian besar diperkirakan akan segera dimulai kembali.

Maiwandi menyebut sejauh ini dalam diskusi organisasi dengan Taliban tingkat menengah ke bawah, pesan yang mereka dengar adalah warisan budaya harus dilindungi. Kepala Delegasi Arkeologi Prancis (Dafa) Philippe Marquies, mengaku mengalami hal serupa.

Dia telah mengirim perantara untuk berkomunikasi dengan para pemimpin Talibat setempat. Mereka tidak menerima keberatan atas proyek yang tengah dilakukan. Dafa sekarang sedang dalam proses penandatanganan nota kesepahaman, perjanjian yang hanya selangkah dari kontrak dengan para pemimpin Taliban setempat untuk situs Mes Aynak, selatan Kabul, dan Balkh.

“Mereka cukup senang melihat para pekerja warisan budaya kembali. Pengelolaan warisan budaya harus dilakukan tapi itu akan bergantung pada kesediaan negara-negara barat untuk bekerja sama dengan Taliban,” ujar dia.

Sikap Taliban yang tampaknya melunak terhadap warisan budaya mungkin menjadi bagian dari upayanya untuk legitimasi internasional. Semuanya mungkin akan berubah ketika Taliban memperkuat pemerintahan mereka dan mulai menerapkan beberapa ide yang lebih fundamentalis.

Mungkin ada satu alasan yang jelas untuk perubahan sikap ini, yaitu peluang ekonomi. Proyek warisan budaya merupakan sumber pendapatan vital dalam perekonomian yang hampir punah.

“Bagi Taliban, penggalian arsitektur adalah cara untuk membayar pekerja di masyarakat. Itu faktor pembangunan daerah. Warisan budaya dapat membantu membawa negara keluar dari posisi ekonominya dan bertindak sebagai faktor stabilisasi. Taliban tidak ingin orang pergi,” ujar Marquis.

Meskipun peluang ekonomi dapat menjadi kekuatan pendorong untuk perlindungan warisan budaya di bawah Taliban, ketidakpastian ekonomi yang sedang berlangsung mungkin merupakan ancaman terbesar. Banyak karyawan di Kabul tidak dapat mengambil gaji selama berbulan-bulan. Sebagian besar bank masih tutup dan ATM kehabisan uang. Inflasi mencapai 35 persen dan sejumlah warga Afghanistan masih mencari jalan keluar.

Jika pemerintah asing atau badan amal menolak untuk berurusan dengan Taliban, bantuan untuk proyek-proyek yang sedang berlangsung di Afghanistan akan segera mongering dan akan memperburuk keadaan yang sudah sulit.

“Ada bahaya kehancuran akibat pembangunan, erosi, pemanasan global, penggalian ilegal dan perdagangan barang antik di Afghanistan,” ucap Marquis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement