Senin 30 Aug 2021 14:38 WIB

Hamas Serukan Dunia Tekan Israel untuk Akhiri Blokade Gaza

Blokade Israel selama 14 tahun telah menyebabkan krisis kemanusiaan di Gaza

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
 Pengunjuk rasa Palestina melempari tentara Israel dengan batu selama bentrokan di dekat perbatasan antara Israel dan Jalur Gaza, di Jalur Gaza timur, 21 Agustus 2021. Empat puluh satu warga Palestina dan satu tentara Israel terluka dalam bentrokan di dekat perbatasan timur Kota Gaza.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Pengunjuk rasa Palestina melempari tentara Israel dengan batu selama bentrokan di dekat perbatasan antara Israel dan Jalur Gaza, di Jalur Gaza timur, 21 Agustus 2021. Empat puluh satu warga Palestina dan satu tentara Israel terluka dalam bentrokan di dekat perbatasan timur Kota Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Kelompok Hamas menyerukan komunitas internasional meningkatkan tekanan pada Israel guna mengakhiri blokadenya terhadap Jalur Gaza. Blokade yang telah berlangsung selama 14 tahun telah menyebabkan krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.

“Kami menyerukan semua untuk memikul tanggung jawab mereka dan menekan pendudukan (Israel) guna mengakhiri blokade yang tidak adil,” kata juru bicara Hamas Fawzi Barhoum pada Ahad (29/8), dikutip laman Middle East Monitor.

Baca Juga

 

Menurutnya, Israel bertanggung jawab atas krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza. Dia menekankan, ketenangan, dan stabilitas tidak akan terwujud selama rakyat Palestina tak memiliki kehidupan yang bebas serta bermartabat. “Rakyat Palestina tidak akan menerima kebijakan Israel atau kompromi hak-hak nasional mereka,” ujar Barhoum.

 

Israel mengatakan tidak akan mengizinkan masuknya bahan bangunan ke Gaza, kecuali Hamas, selaku pemimpin wilayah tersebut, membebaskan tentara Israel yang mereka tahan. Hamas telah menolak syarat tersebut. Mereka menuntut pertukaran tahanan.

 

Gaza dihuni dua juta penduduk. Selain blokade, pertempuran yang masih terjadi secara sporadis antara Hamas dan Israel telah menyebabkan kehidupan warga di sana kian terpuruk. PBB telah menyebut krisis kemanusiaan di sana sebagai salah satu krisis terburuk di dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement