Senin 30 Aug 2021 17:39 WIB

Disdik Depok Gelar Simulasi PTM Terbatas SD dan SMP

Sekolah juga akan memberikan sosialisasi kepada orang tua siswa mengenai PTM Terbatas

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Hiru Muhammad
Tenaga medis menyuntikan vaksin COVID-19 kepada sejumlah guru di SDIT Al-Muhajirin, Depok, Jawa Barat, Selasa (18/5/2021). Vaksinasi kepada 2.000 orang dengan sasaran guru dan petugas sekolah tersebut dilakukan untuk mempercepat program vaksinasi COVID-19 sekaligus persiapan untuk pembelajaran tatap muka di Kota Depok.
Foto: ASPRILLA DWI ADHA/ANTARA
Tenaga medis menyuntikan vaksin COVID-19 kepada sejumlah guru di SDIT Al-Muhajirin, Depok, Jawa Barat, Selasa (18/5/2021). Vaksinasi kepada 2.000 orang dengan sasaran guru dan petugas sekolah tersebut dilakukan untuk mempercepat program vaksinasi COVID-19 sekaligus persiapan untuk pembelajaran tatap muka di Kota Depok.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok akan menggelar simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas untuk tingkat SD dan SMP pada minggu ketiga atau keempat September 2021 mendatang. Saat ini telah dilakukan pengecekan ulang terkait prasarana protokol kesehatan (prokes) di sekolah, serta menjalin kerja sama dengan Puskesmas di Kota Depok.

"Persiapan yang dilakukan ada rechecking ulang dari tim monev Disdik Kota Depok ke sekolah-sekolah SD dan SMP hingga 10 September 2021 terkait perisiapan. Mulai dari tempat cuci tangan, toilet sekolah, hand sanitizer, masker cadangan, hingga penggecekan suhu tubuh," ujar Kepala Disdik Kota Depok, Mohamad Thamrin di Balai Kota Depok, Senin (30/8).

Menurut Thamrin, pihak sekolah juga akan memberikan sosialisasi kepada orang tua siswa mengenai PTM Terbatas. Sosialisasi dilakukan secara serentak selama tiga hari. "Baru nanti di minggu ketiga atau keempat September 2021, kami akan laksanakan simulasinya," jelasnya.

Ia menambahkan, syarat PTM Terbatas lainnya yakni tenaga pendidik dan siswa di masing-masing satuan pendidikan wajid divaksin. Saat ini sudah 80 persen guru di Kota Depok yang telah divaksin. "Kalau siswa SMP kita masih di bawah 25 persen sedangkan guru sudah di atas 80 persen. Sedangkan siswa SD dan TK tidak wajib vaksin," kata Thamrin. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement