Senin 30 Aug 2021 19:58 WIB

Taliban: Serangan Drone AS Tewaskan Warga Sipil

Taliban juga mengutuk AS karena tidak memberi tahu Taliban sebelum melakukan serangan

Red: Nur Aini
 Taliban berjaga di dekat kendaraan yang digunakan untuk menembakkan roket di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, 30 Agustus 2021. Beberapa roket yang ditembakkan dari sebuah mobil mendarat di dekat bandara Kabul pada 30 Agustus.
Foto: EPA-EFE/STRINGER
Taliban berjaga di dekat kendaraan yang digunakan untuk menembakkan roket di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, 30 Agustus 2021. Beberapa roket yang ditembakkan dari sebuah mobil mendarat di dekat bandara Kabul pada 30 Agustus.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Taliban mengatakan serangan pesawat nirawak (drone) Amerika Serikat yang mengenai seorang tersangka pengeboman bunuh diri pada Ahad (29/8) di Kabul, menjatuhkan korban jiwa di kalangan sipil.

Taliban juga mengutuk AS karena tidak memberi tahu Taliban sebelum melakukan serangan itu. Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengatakan kepada televisi negara China CGTN pada Senin bahwa tujuh orang tewas dalam serangan drone tersebut. Mujahid menggambarkan serangan AS di wilayah negara lain itu sebagai tindakan yang melanggar hukum.

Baca Juga

"Kalaupun ada kemungkinan ancaman di Afghanistan, harusnya lapor kepada kami, bukan dengan melakukan serangan seenaknya sampai ada warga sipil yang jadi korban," kata Mujahid dalam jawaban tertulis kepada CGTN.

Para pejabat Pentagon, markas besar Departemen Pertahanan AS, mengatakan sang pengebom bunuh diri sudah berencana melakukan serangan dengan mobil ke bandara di Kabul, ketika AS berada pada tahap akhir penarikan pasukan dari Afghanistan.Pengebom tersebut, kata pejabat Pentagon, mewakili ISIS-K, cabang ISIS yang menjadi musuh negara-negara Barat maupun Taliban. Komando Pusat AS mengatakan pihaknya sedang menyelidiki laporan soal adanya korban jiwa dari kalangan sipil dalam serangan drone pada Minggu.

"Kami tahu bahwa ada ledakan susulan yang besar dan kuat dari kendaraan yang hancur itu, menunjukkan ada bahan peledak kuat di dalamnya yang mungkin menyebabkan korban berjatuhan," kata komando tersebut.

Baca juga : China Minta Komunitas Internasional Terlibat dengan Taliban

Mujahid telah menyebutkan kecaman serupa terhadap serangan drone AS di Provinsi Nangarhar di Afghanistan timur pada Sabtu (28/8) yang menewaskan dua anggota militan ISIS. Mujadi mengatakan dua perempuan dan satu anak terluka dalam serangan tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement