Selasa 31 Aug 2021 05:00 WIB

Xinjiang Desak Taliban Putuskan Hubungan dengan ETIM

Taliban diminta putuskan hubungan dengan semua organisasi teroris termasuk ETIM

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Patroli Taliban di luar Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, 28 Agustus 2021. Taliban pada 28 Agustus, meminta warga Afghanistan untuk mengembalikan, dalam waktu seminggu, semua senjata, amunisi, kendaraan, dan properti pemerintah lainnya yang mereka miliki.
Foto: EPA-EFE/STRINGER
Patroli Taliban di luar Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, 28 Agustus 2021. Taliban pada 28 Agustus, meminta warga Afghanistan untuk mengembalikan, dalam waktu seminggu, semua senjata, amunisi, kendaraan, dan properti pemerintah lainnya yang mereka miliki.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Pejabat senior Daerah Otonomi Xinjiang, China, mendesak kelompok gerilyawan Taliban yang kini menguasai Afghanistan untuk segera memutuskan hubungan dengan Gerakan Islam Turkistan Timur (ETIM).

"Kami minta Taliban di Afghanistan memutuskan hubungan dengan semua organisasi teroris, termasuk ETIM, dan agar dengan tegas menindak mereka," kata juru bicara pemerintah Daerah Otonomi Xinjiang, Elijan Anayat, di Beijing, Senin (30/8).

Baca Juga

Menurut dia, hal itu perlu dilakukan agar kerja sama di bidang keamanan dan pembangunan di kawasan berjalan mulus. Pejabat berlatar etnis minoritas muslim Uighur tersebut menjelaskan ETIM bersama kelompok teroris lainnya cukup lama berupaya memisahkan Xinjiang dari China melalui gerakan-gerakan ekstremisme.

"Mereka menghasut, merencanakan, dan melakukan serangkaian teror di Xinjiang sehingga menyebabkan kerusakan besar pada kehidupan dan harta benda penduduk setempat," kata Anayat dalam jumpa pers rutin yang diikuti sejumlah media lokal dan asing tersebut.

Oleh sebab itu, lanjut dia, resolusi Xinjiang untuk memberantas terorisme demi menjaga stabilitas sosial dan kedaulatan nasional tidak akan berubah." Setiap kekuatan yang ingin mengganggu perkembangan Xinjiang pasti akan gagal," ujar pejabat kelahiran Bortala, kota kecil di barat laut Xinjiang itu.

"Terorisme merupakan perbuatan tidak berperikemanusiaan dan tidak beradab sehingga menjadi musuh bersama komunitas masyarakat internasional," katanya menambahkan.

Baca juga : Taliban Merayakan Keluarnya Pasukan AS dari Afghanistan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement