Selasa 31 Aug 2021 16:26 WIB

Pemkot Malang Gerak Cepat Sosialisasikan Peduli Lindungi

Pemkot Malang akan segera mengundang Forkopimda, PHRI dan pedagang

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Hiru Muhammad
Ratusan pedagang dan pengunjung pasar melaksanakan uji cepat (rapid test) di Pasar Besar, Kota Malang, Selasa (16/6).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Ratusan pedagang dan pengunjung pasar melaksanakan uji cepat (rapid test) di Pasar Besar, Kota Malang, Selasa (16/6).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Level Kota Malang telah turun dari 4 menjadi 3 mulai 31 Agustus 2021. Situasi ini membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Malang harus bergerak cepat memberikan pemahaman aturan kepada sejumlah pihak. "Insya Allah dalam waktu dekat ini kita masih analisa, disiapkan dan seterusnya. Karena itu, dalam waktu dekat akan kita kuatkan (aturannya)," kata Wali Kota Malang, Sutiaji kepada wartawan di Kota Malang, Selasa (31/8).

Selanjutnya, Pemkot Malang akan segera mengundang Forkopimda, sejumlah komunitas serta Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang. Kemudian juga mengundang Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPPBI) Malang Raya dan perwakilan pedagang. Undangan pertemuan ini untuk memastikan mereka menerapkan aplikasi Peduli Lindungi di retail modern.

Penerapan aplikasi Peduli Lindungi penting dilakukan agar pengunjung yang masuk benar-benar tersaring. "Seandainya dia (pengunjung) ke Indomaret, Alfamart, ini untuk menjaga saja supaya masyarakat sadar bahwa kita masih dalam pandemi. Harus ada protokol yang dilalui. Termasuk di cafe dan restoran, ini masih belum clear," jelasnya.

Di samping itu, Pemkot Malang juga akan menghadirkan ahli epidemiologi untuk mendiskusikan masalah pandemi. Kemudian juga akan mengundang ahli penyakit menular dari lembaga tertentu. Hal ini penting dilakukan karena Covid-19 juga berkaitan dengan penyakit pernapasan.

Untuk diketahui, saat ini total kasus positif Covid-19 di Kota Malang telah mencapai 14.764 orang hingga 30 Agustus 2021. Dari jumlah tersebut, 13.153 orang sembuh dan 1.076 orang dinyatakan meninggal. Sementara untuk 535 orang lainnya masih dalam perawatan dan isolasi.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement