Selasa 31 Aug 2021 16:34 WIB

Transformasi Digital Telkom Mulai Membuahkan Hasil

Telkom mencatat pendapatan konsolidasian sebesar Rp 69,5 triliun

Rep: m nursyamsi/ Red: Hiru Muhammad
Petugas mengecek Base Transceiver Station (BTS) venue cabor voli indoor dan outdoor di Koya Koso, Muaratami, Kota Jayapura, Papua, Senin (23/8/2021). Telkomsel memasang 11 Compact Mobile (COMBAT) BTS di lokasi prioritas jaringan diantaranya bandara, media center, PB PON, hotel, 47 main venue, jalan protokol, dan lokasi wisata.
Foto: Antara/Indrayadi TH
Petugas mengecek Base Transceiver Station (BTS) venue cabor voli indoor dan outdoor di Koya Koso, Muaratami, Kota Jayapura, Papua, Senin (23/8/2021). Telkomsel memasang 11 Compact Mobile (COMBAT) BTS di lokasi prioritas jaringan diantaranya bandara, media center, PB PON, hotel, 47 main venue, jalan protokol, dan lokasi wisata.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--PT Telkom Indonesia (Persero)  mencatatkan laba bersih yang tumbuh dobel digit pada kinerja sepanjang paruh pertama 2021. Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan laba bersih konsolidasian perseroan mencapai Rp12,5 triliun atau tumbuh 13,3 persen tahun ke tahun hingga Juni 2021.

Ririek menyebut pertumbuhan laba hingga dua digit diperoleh karena Telkom berhasil mengoptimalkan kinerja produk dan layanan digital perusahaan yang beragam. "Salah satu produk digital Telkom yang mencatat pertumbuhan positif adalah IndiHome, penyedia jasa fixed broadband bagi masyarakat," ujar Ririek dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (31/8).

Ririek mengatakan Telkom mencatat pendapatan konsolidasian sebesar Rp 69,5 triliun atau tumbuh 3,9 persen tahun ke tahun. Pada periode yang sama, lanjut Ririek, laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (Ebitda) mencapai Rp 37,8 triliun atau tumbuh 4,7 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. Kata Ririek, margin Ebitda Telkom naik dari 54,0 persen pada kuartal II 2020 menjadi 54,4 persen per kuartal II 2021. "Konsistensi kinerja diraih Telkom Indonesia berkat komitmen perusahaan melakukan transformasi bisnis untuk menjadi digital telco terdepan di Indonesia dan bahkan regional," ucap Ririek.

Sepanjang paruh pertama 2021, sambung Ririek, pendapatan IndiHome tumbuh 24,2 persen tahun ke tahun menjadi Rp 12,9 triliun dengan margin Ebiyda yang juga tumbuh dari 38,6 persen per Juni 2020 menjadi 47,6 persen per Juni 2021. Ririek menilai hal ini tidak lepas dari penambahan pelanggan dan ARPU yang kian membaik, sebagai dampak dari ragam layanan add-ons yang semakin diminati dan meningkatkan pengalaman pelanggan. 

Ririek menyampaikan kemitraan dengan konten provider global terbukti sebagai strategi bertumbuh yang tepat dan berbuah manis bagi layanan IndiHome. Kata Ririek, kontribusi pendapatan IndiHome terhadap revenue konsolidasian Telkom Group naik menjadi 18,5 persen per Juni 2021, naik dari sebelumnya 15,5 persen pada periode yang sama tahun lalu.

"Kinerja positif IndiHome dicapai berkat berbagai upaya pemasaran yang telah dilakukan seperti mendorong pelanggan untuk upgrade layanan dan kecepatan, serta paket add-ons yang bervariasi," ungkap Ririek.

Dia menyebut upaya ini berdampak pada peningkatan ARPU menjadi Rp 270 ribu dibanding kuartal pertama 2021 sebesar Rp 266 ribu. Pelanggan IndiHome tercatat bertambah 285 ribu pelanggan sejak awal tahun sehingga total jumlah pelanggan IndiHome hingga kuartal II 2021 mencapai 8,3 juta orang atau naik 11,4 persen tahun ke tahun.

"Beragam konten bisa dinikmati pelanggan IndiHome seperti program-program hiburan, film, dan tayangan serial oriental yang kini hadir melalui paket Dynasty Lite Minipack. Selain itu, IndiHome juga baru saja meluncurkan kanal terbaru untuk anak-anak bernama IndiKids," lanjut Ririek.

Pada segmen mobile, Ririek sampaikan, pendapatan digital business Telkomsel mencapai Rp 33,36 triliun atau tumbuh 4,7 persen tahun ke tahun yang berkontribusi terhadap pendapatan layanan digital terhadap total revenue Telkomsel naik dari 72,4 persen per kuartal II 2020 menjadi 77,3 persen per kuartal II 2021. 

Menurut Ririek, pertumbuhan ini tak lepas dari besarnya basis pelanggan Telkomsel sebesar 169,2 juta orang, dengan pengguna mobile data tercatat sebanyak 117,7 juta pelanggan atau tumbuh 12 persen tahun ke tahun. Ririek menyebut lalu lintas data segmen Mobile juga tumbuh 54,5 persen tahun ke tahun menjadi 6.573.499 Terabyte. 

Ririek menyampaikan layanan Telkom dapat berjalan optimal berkat operasional 237.300 Base Transceiver Station (BTS) yang 187.048 di antaranya berbasis 3G/4G. Total, jumlah BTS yang dimiliki Telkomsel tumbuh empat persen tahun ke tahun per Juni 2021."Telkom berkomitmen melakukan transformasi digital secara konsisten dengan menyediakan berbagai produk dan layanan yang sesuai kebutuhan masyarakat di era kenormalan baru," ucap Ririek.

Ririek berharap kehadiran konektivitas, platform dan layanan digital terbaik dari Telkom dapat membantu masyarakat dalam beraktivitas sehingga pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat Indonesia akan semakin membaik ke depannya.

Ririek melanjutkan, peningkatan kinerja Telkom juga terjadi pada segmen Enterprise, dengan pendapatan mencapai Rp 8,7 triliun atau tumbuh 12,2 persen tahun ke tahun yang berasal dari layanan IT dan solusi konektivitas. Kata Ririek, hal ini merupakan bukti dari strategi bertumbuh yang dijalankan Telkom dengan mendorong digitalisasi pelanggan korporasi melalui konektivitas yang andal sebagai //core competencies// perusahaan dan layanan yang beragam. "Hal ini sejalan sejalan dengan arahan Kementerian BUMN agar Telkom dapat berperan sebagai digital hub bagi BUMN," ungkap Ririek.

Selain itu, sambung Ririek, pendapatan perseroan dari segmen wholesale & international bussiness juga naik 1,2 persen tahun ke tahun menjadi Rp 6,9 triliun lantaran  adanya pertumbuhan bisnis menara telekomunikasi, data center, dan A2P service. 

Ia mengungkapkan peningkatan permintaan  data center menjadi platform digital yang signifikan seiring dengan peningkatan aktivitas pemain di bisnis digital. Selain itu, ucap Ririek, dari bisnis menara telekomunikasi, Mitratel sebagai anak usaha Telkom yang saat ini memiliki lebih dari 23 ribu menara atau tumbuh 45 persen tahun ke tahun, memiliki tenancy ratio 1,57 kali dari yang sebelumnya 1,54 kali pada Juni 2020. 

"Mitratel melakukan berbagai langkah sebagai pemain tower terbesar di Indonesia yang mendukung beragam kebutuhan, tidak hanya bagi Telkom Group tapi juga tenant lainnya sehingga Mitratel bersiap mengoptimalkan value creation selanjutnya melalui aksi korporasi yang lebih besar lagi," sambung Ririek.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement