Rabu 01 Sep 2021 11:59 WIB

Joe Biden: Kami Belum Selesai dengan ISIS-K

Biden melayangkan peringatan terhadap ISIS Khorasan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Presiden Joe Biden dan ibu negara Jill Biden menyaksikan tim pembawa memindahkan peti transfer yang berisi sisa-sisa Kopral Korps Marinir. Humberto A. Sanchez, 22, dari Logansport, Ind., selama pengembalian korban Minggu, 29 Agustus 2021, di Pangkalan Angkatan Udara Dover, Del.
Foto: AP/Carolyn Kaster
Presiden Joe Biden dan ibu negara Jill Biden menyaksikan tim pembawa memindahkan peti transfer yang berisi sisa-sisa Kopral Korps Marinir. Humberto A. Sanchez, 22, dari Logansport, Ind., selama pengembalian korban Minggu, 29 Agustus 2021, di Pangkalan Angkatan Udara Dover, Del.

IHRAM.CO.ID, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden kembali membela keputusannya menarik pasukan AS lebih cepat dari Afghanistan. Ia menyebut misi evakuasi berjalan sangat sukses.

Kendati demikian, Biden tetap melayangkan peringatan terhadap ISIS yang sempat melancarkan serangan bom bunuh diri di bandara Kabul. “Untuk ISIS-K (ISIS-Khorasan), kami belum selesai dengan kalian,” kata Biden dalam sebuah pidato pada Selasa (31/8).

ISIS-Khorasan adalah kelompok yang terafiliasi ISIS di Afghanistan. Mereka mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom di bandara Kabul yang terjadi pada 26 Agustus lalu. Aksi itu dilakukan saat bandara disesaki ribuan warga Afghanistan yang berharap bakal disertakan dalam misi evakuasi negara-negara asing. Lebih dari 170 orang tewas dalam insiden tersebut, termasuk 13 tentara AS.

Dalam pidatonya, Biden menegaskan bahwa perintahnya menarik lebih cepat pasukan AS dari Afghanistan sebagai keputusan bulat. Dia memperoleh saran dari penasihat sipil dan militernya. “Pada saat saya menjabat (sebagai presiden AS), Taliban berada di posisi militer terkuat sejak 2001, menguasai atau memperebutkan separuh negara (Afghanistan),” ujar Biden.

Pada kesempatan itu, Biden turut menyinggung tentang kesepakatan perdamaian yang telah dicapai AS dengan Taliban pada masa pemerintahan mantan presiden Donald Trump. Menurut dia, kesepakatan itu memang harus dia tindak lanjuti. “Kami menghadapi salah satu dari dua pilihan; mengikuti kesepakatan atau mengirim ribuan tentara lagi dan meningkatkan perang,” katanya.

Dalam kesepakatan damai dengan Taliban yang tercapai pada Februari tahun lalu, AS setuju untuk menarik seluruh pasukannya secara gradual dari Afghanistan. Taliban menghendaki hal tersebut sebelum memulai pembicaraan damai intra-Afghanistan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement