Rabu 01 Sep 2021 15:48 WIB

Pengadilan Tinggi Inggris Jatuhkan Hukuman Mati untuk Alpaka

Seekor alpaka dieutanasia karena membawa penyakit Bovine Tuberculosis (TB)

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Warga memprotes hukuman mati terhadap seekor alpaka bernama Geronimo pada 9 Agustus 2021 di Inggris.
Foto: EPA/Vickie Floresq
Warga memprotes hukuman mati terhadap seekor alpaka bernama Geronimo pada 9 Agustus 2021 di Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID, WICKWAR -- Dokter hewan pemerintah Inggris melaksanakan hukuman mati dari Pengadilan Tinggi untuk seekor alpaka pada Selasa (31/8). Hewan bernama Geronimo ini membawa penyakit Bovine Tuberculosis (TB).

Staf dokter hewan dengan pakaian terusan biru, masker, dan kacamata yang didukung oleh petugas polisi tiba di peternakan dekat Wickwar, South Gloucestershire. Mereka datang untuk mengakhiri hidup Geronimo. Adegan itu disaksikan oleh aktivis hewan dan jurnalis yang berkemah di peternakan 175 kilometer barat London.

Baca Juga

Dikutip dari Aljazirah, Departemen Lingkungan, Makanan, dan Urusan Perdesaan Inggris mengonfirmasi hewan tersebut telah dieutanasia. Hewan yang mirip ilama itu dijatuhi hukuman mati setelah dua kali dinyatakan positif Bovine TB atau penyakit menular pada ternak dan dapat menginfeksi serta menyebabkan penyakit pada banyak mamalia lain termasuk manusia, rusa, kambing, babi, kucing, anjing, dan musang.

Pemilik Geronimo, Helen Macdonald, berpendapat tes tersebut telah menghasilkan hasil positif palsu dan berjuang untuk tes ketiga. Perawat hewan itu mengatakan alpaka itu negatif ketika dibawa dari Selandia Baru dan telah menghabiskan ribuan pound pada pertempuran pengadilan yang gagal untuk menyelamatkan hewan itu.

Beberapa dokter hewan mendukung perjuangan Macdonald. Akan tetapi awal bulan ini seorang hakim Pengadilan Tinggi menolak permintaannya untuk perintah sementara menghentikan pembunuhan dan membuka kembali kasus tersebut.

Inggris telah memusnahkan hewan, terutama musang, untuk menghentikan penyebarannya selama satu dekade. Akan tetapi praktiknya tetap kontroversial. Pemerintah mengatakan 27 ribu sapi disembelih pada 2020 untuk mengekang penyebaran penyakit itu.

"Ini adalah situasi yang sangat menyedihkan dan simpati kami tetap untuk semua yang terkena dampak penyakit yang menghancurkan ini," kata Kepala Petugas Veteriner Inggris Christine Middlemiss.

Middlemiss menyatakan tidak ada yang mau untuk memusnahkan hewan yang terinfeksi jika itu bisa dihindari. "Namun, kita perlu mengikuti bukti ilmiah dan memusnahkan hewan yang telah diuji positif bTB untuk meminimalkan penyebaran penyakit berbahaya ini dan pada akhirnya memberantas ancaman terbesar bagi kesehatan hewan di negara ini,” katanya.

Seorang juru bicara perdana menteri mengatakan sangat menyedihkan bagi seseorang untuk kehilangan seekor hewan. "Simpati kami dengan Macdonald dan orang lain yang berhadapan penyakit mengerikan ini," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement