Rabu 01 Sep 2021 17:59 WIB

Saat Ketidaktahuan Membuahkan Nasib Baik

Ilmu bisa tercela bila tak bermanfaat.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Saat Ketidaktahuan Membuahkan Nasib Baik. Foto:    Imam Al-Ghazali (ilustrasi).
Foto: encyclopedia.com
Saat Ketidaktahuan Membuahkan Nasib Baik. Foto: Imam Al-Ghazali (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ilmu menjadi tercela jika tidak bermanfaat bagi pemilik ilmu tersebut. Seperti ketika seseorang mendahulukan untuk mempelajari ilmu yang tidak bermanfaat ketimbang ilmu yang sangat dibutuhkan dan penting dipahami.

Bahkan, dalam beberapa hal, justru seseorang bisa mendapat nasib baik ketika ia tidak mengetahui ilmu yang tidak bermanfaat untuk dirinya itu. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumiddin mengisahkan cerita yang menunjukkan bahwa ketidaktahuan bisa membuahkan nasib baik.

Baca Juga

Suatu hari seorang suami mengeluh di hadapan seorang dokter bahwa istrinya mandul dan tidak bisa hamil. Lantas si dokter memeriksa denyut nadi si istri lalu mengatakan bahwa istri tersebut akan meninggal dunia dalam waktu 40 hari ke depan.

Mendengar ucapan dokter, si istri pun ketakutan kemudian memberikan seluruh hartanya kepada orang banyak karena tahu hidupnya tidak akan lama lagi. Ia pun menjalani hidupnya selama 40 hari itu tanpa makan dan minum.

 

Waktu 40 hari pun berlalu, dan sang suami kembali menemui dokter untuk menyampaikan bahwa istrinya masih hidup padahal sudah melewati waktu 40 hari. Lalu sang dokter berkata, "Sekarang berhubungan intimlah dengan istrimu, maka engkau akan punya anak."

Si suami bingung dan bertanya mengapa bisa begitu. Dokter menjawab, "Aku melihat keadaan fisik istrimu itu sangat gemuk. Lemaknya sampai menutupi mulut rahimnya. Semua itu tidak dapat dihilangkan kecuali dengan menerapinya melalui perasaan takut mati, sampai dia kurus dan siap dibuahi."

Pelajaran dari kisah tersebut ialah ketidaktahuan terkadang memang berdampak baik bagi seseorang. "Ketidaktahuan terhadap beberapa cabang ilmu lebih baik bagi seseorang yang tidak membutuhkannya," jelas Al-Ghazali.

Karena itu pula, Islam mengajarkan untuk tidak membicarakan ilmu-ilmu yang dalam syariat dinyatakan tidak berguna. Sebab ada banyak ilmu yang apabila diselidiki lebih mendalam justru akan membinasakan dan menyengsarakan. Salah satunya ialah ilmu ramalan dengan bintang-bintang karena ini tercela dan didasarkan pada kebodohan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement