Kamis 02 Sep 2021 17:34 WIB

IUAE-CEPA Bakal Tingkatkan Perdagangan Produk Halal

Pasar produk halal saat ini tersebar di 57 negara dengan nilai 1,8 miliar dolar AS.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi (kanan).  Perundingan Indonesia-Uni Emirat Arab Comprehensive Economic Partnership Agreement (IUEA-CEPA) diyakini bakal meningkatkan perdaganagan produk halal antar kedua negara.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi (kanan). Perundingan Indonesia-Uni Emirat Arab Comprehensive Economic Partnership Agreement (IUEA-CEPA) diyakini bakal meningkatkan perdaganagan produk halal antar kedua negara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perundingan Indonesia-Uni Emirat Arab Comprehensive Economic Partnership Agreement (IUEA-CEPA) diyakini bakal meningkatkan perdaganagan produk halal antar kedua negara. Baik Indonesia maupun UAE memandang adanya potensi besar dalam industri halal maupun keuangan syariah.

Menteri Perdagangan RI, Muhammad Lutfi, mengatakan, pasar produk halal saat ini setidaknya tersebar di 57 negara dengan nilai pasar mencapai 1,8 miliar dolar AS. Adapun sekitar 53 persen dari pasar produk halal maupun generasi muda.

"Jadi ini adalah pasar yang luar biasa. Kita sudah berbicara dengan UAE bahwa ini adalah subjek yang akan dikerjakan dan kami dalami," kata Lutfi dalam konferensi pers, Kamis (2/9).

Ia menjelaskan, produk halal itu termasuk di antaranya makanan dan minuman hingga industri busana Muslim. Menurutnya, UEA sebagai mitra Indonesia dalam perundingan CEPA menjadi strategis untuk penetrasi pasar halal global. Pasalnya, UEA menjadi hub perdagangan dan investasi di kawasan timur tengah hingga ke Afrika.

 

"Dengan diplomasi juga dengan adanya jalur penerbangan kita sekaligus dapat mempenetrasi pasar afrika. Oleh karena itu kita tidak hanya melihat UEA sebagai sahabat, tapi juga pintu masuk pasar non tradisional," kata Lutfi.

Sementara itu, Menteri Negara Perdagangan Luar Negeri Uni Emirat Arab, Thani bin Ahmed Al Zeyoudi menuturkan, pihaknya telah mengkaji perkembangan ekonomi syariah di Indonesia dalam kurun waktu dua bulan terakhir.

Menurutnya terdapat lompatan signifikan di Indonesia sehingga sekarang menjadi pemain di level global. Di sisi lain, UEA dengan pasar halal yang besar pun dapat menjadi mitra strategis bagi Indonesia untuk peningkatan nilai perdagangan.

Thani mengatakan, sangat banyak subsektor yang bisa dikerjasamakan kedua negara dalam lingkup produk halal. Mulai dari produk halal hingga keuangan syariah.

"Dalam dua hingga tiga tahun ke depan masih ada ruang kolaborasi tidak hanya dalam aspek perdagangan, namun juga investasi sekaligus penciptaan lapangan kerja," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement