Jumat 03 Sep 2021 07:36 WIB

LPS: Dunia Usaha Mulai Bersiap Melakukan Ekspansi

Mayoritas dana milik nasabah korporasi sudah mulai terdistribusikan.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Nasabah melakukan transaksi dan konsultasi di Bank Mandiri Cabang Jakarta Sudirman, Jakarta, Senin (23/8/2021). Himpunan Bank-Bank Milik Negara (HIMBARA) optimistis dalam penyaluran kredit di sisa tahun 2021 terkait pemulihan ekonomi nasional, sementara itu Bank Mandiri telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp22,5 triliun hingga Juli 2021 untuk mendukung kegiatan masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Nasabah melakukan transaksi dan konsultasi di Bank Mandiri Cabang Jakarta Sudirman, Jakarta, Senin (23/8/2021). Himpunan Bank-Bank Milik Negara (HIMBARA) optimistis dalam penyaluran kredit di sisa tahun 2021 terkait pemulihan ekonomi nasional, sementara itu Bank Mandiri telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp22,5 triliun hingga Juli 2021 untuk mendukung kegiatan masyarakat di tengah pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menilai dunia usaha tengah bersiap melakukan ekspansi. Hal ini seiring berjalannya pemulihan ekonomi, mengacu pada dana milik korporasi perbankan yang mulai tercairkan.

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan simpanan perbankan dengan nominal di atas Rp 2 miliar menurun 0,1 persen pada Juli 2021 secara bulanan (month to month/mtm). Adapun penurunan itu mengindikasikan dana pada kelompok nominal di atas Rp 2 miliar, yang mayoritas dana milik nasabah korporasi, mulai terdistribusikan.

Baca Juga

“Hal ini mengindikasikan bahwa pemulihan ekonomi nasional tengah bergerak ke arah yang lebih baik, terlihat dari dunia usaha yang mulai bersiap untuk kembali melakukan ekspansi,” ujarnya dalam keterangan resmi seperti dikutip Jumat (3/9).

Menurut Purbaya merebaknya varian Delta pada Juni 2021 menyebabkan perlambatan aktivitas ekonomi yang terjadi karena pelaksanaan PPKM Darurat dan PPKM berlevel yang diterapkan per awal Juli 2021. “Namun demikian, kebijakan PPKM ini beserta program vaksinasi masyarakat secara intensif oleh pemerintah, memberikan dampak yang baik dalam menurunkan kasus positif COVID-19 serta Bed Occupancy Rate (Tingkat keterisian tempat tidur di RS),” ucapnya.

Dia juga mengutip data pembelian barang manufaktur (Purchasing Manager Index/PMI) Indonesia pada Juli 2021 yang sudah naik menjadi 43,7, dibanding Juli 2021 yang sebesar 40,1. “Melihat perkembangan yang baik ini, dunia usaha kembali optimis, seperti yang tercermin pada PMI Manufaktur Indonesia yang pada Agustus meningkat menjadi 43,7 dari bulan Juli yang sempat menurun ke level 40,1,” katanya.

Secara lengkap, berdasarkan data simpanan perbankan LPS per Juli 2021, jumlah rekening simpanan nasabah naik sebesar 12,6 persen secara tahunan (year on year/yoy) atau 40.251.228 rekening menjadi 359.949.911 rekening. Kenaikan ini cukup signifikan bila dibandingkan dengan posisi Juli tahun lalu yang berada pada posisi 319.698.683 rekening. Dari sisi nominal, simpanan nasabah naik sekitar Rp 650 triliun atau 10,18 persen (yoy) dari Rp 6.388 triliun per Juli 2020 menjadi Rp 7.038 triliun per Juli 2021.

Dari semua kategori (tier) simpanan mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tier dengan saldo rekening di atas Rp 5 miliar. Namun, kata Purbaya, kenaikan pada kelompok ini menunjukkan meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada industri perbankan nasional.

Purbaya juga menyebut pada Juli 2021, jika melihat secara tahunan (yoy), memang secara umum simpanan nasabah selalu memang mengalami kenaikan.

Berdasarkan jenisnya, dari total simpanan pada Juli 2021 sebesar Rp 7.038 triliun, proporsi pangsa terbesar simpanan ialah produk deposito sebesar 40,15 persen, diikuti oleh tabungan 32,01 persen, giro 26,87 persen, serta deposit on call dan sertifikat deposito sebesar 0,97 persen.Giro mengalami pertumbuhan simpanan tertinggi sebesar 17,51 persen, diikuti oleh tabungan sebesar 13,66 persen, dan deposito sebesar 4,14 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement