Jumat 03 Sep 2021 10:53 WIB

Mukjizat Ilmiah dari Allah SWT tentang Putaran Thawaf

Thawaf ini dilakukan secara terbalik dengan arah putar jarum jam, Kiri ke Kanan.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Agung Sasongko
Setelah pada Kamis (5/3) malam lalu Shahnul Mathaf atau area thawaf lantai dasar ditutup untuk disterilkan, kini kerajaan memagari Ka
Foto: dok. Istimewa
Setelah pada Kamis (5/3) malam lalu Shahnul Mathaf atau area thawaf lantai dasar ditutup untuk disterilkan, kini kerajaan memagari Ka

IHRAM.CO.ID,  JAKARTA – Dalam ibadah haji dan umrah, umat Muslim dituntut untuk melakukan thawaf atau berputar mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh putaran. Thawaf ini dilakukan secara terbalik dengan arah putar jarum jam, yakni dari kiri ke kanan.

Jamal Muhammad Az-Zaki dalam buku Sehat dengan Ibadah terbitan Pustaka Al-Kautsar menjelaskan, putaran thawaf dari kiri ke kanan itu ternyata merupakan salah satu mukjizat ilmiah yang Allah SWT tunjukkan. Dijelaskan bahwa, pengetahuan kontemporer telah menegaskan bahwa arah yang berlawanan dengan putaran jarum jam ini merupakan putaran yang sama sebagaimana putaran alam semesta mulai dari unsur yang terkecilnya hingga yang terbesar.

Baca Juga

Elektron berputar mengelilingi dirinya lalu mengelilingi nucleus atau inti atom dengan arah putar yang sama dengan thawaf. Bagitu juga dengan putaran rembulan mengelilingi bumi. Bumi mengelilingi matahari, tata surya mengelilingi pusat galaksi, kumpulan bintang-bintang mengelilingi poros alam raya, yang tidak diketahui kecuali Allah. Masing-masing beredar pada garis edarnya, dari kiri ke kanan.

Pengetahuan kontemporer menyatakan bahwa gerakan segala sesuatu dalam alam raya ini dimulai dari kiri ke kanan sebagaimana kehendak Allah. Ketika seorang Muslim melakukan thawaf berdasarkan perintah syariat yang suci, maka thawaf yang dilakukannya itu berkesesuaian dengan thawaf segala sesuatu dalam alam raya yang maha luas ini.Hal ini bersamaan dengan segenap pusat dan inti atomnya.

Allah berfirman dalam Alquran Surah Fushilat ayat 53, “Sanurihim ayaatina fil-afaaqi wa fi anfusihim hatta yatabayyana lahum annahul-haqqu,”. Yang artinya, “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Alquran itu adalah benar,”.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement