Jumat 03 Sep 2021 23:48 WIB

RMI PBNU Nilai Vaksinasi Perlu Menyasar Pesantren Kecil

RMI PBNU Nilai Vaksinasi Perlu Menyasar Pesantren Kecil.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Sejumlah warga mengikuti serbuan vaksinasi COVID-19 bersama TNI Angkatan Laut di Pondok Pesantren Suryalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (3/9/2021). Data Satgas COVID-19 Jawa Barat menyebutkan penyuntikan vaksinasi di Jawa Barat sudah mencapai 420 ribu dosis per hari dengan total target pada Desember 2021 mendatang sebanyak 37 juta jiwa.
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
Sejumlah warga mengikuti serbuan vaksinasi COVID-19 bersama TNI Angkatan Laut di Pondok Pesantren Suryalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (3/9/2021). Data Satgas COVID-19 Jawa Barat menyebutkan penyuntikan vaksinasi di Jawa Barat sudah mencapai 420 ribu dosis per hari dengan total target pada Desember 2021 mendatang sebanyak 37 juta jiwa.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Rabithah Ma'ahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (RMI PBNU) menilai bahwa vaksinasi untuk para santri sudah masif. Namun RMI PBNU memandang program vaksinasi perlu menyasar pesantren-pesantren kecil juga.

Ketua Pimpinan Pusat RMI PBNU, KH Abdul Ghaffar Rozin, mengatakan, sejauh pengamatan RMI vaksinasi untuk para santri sudah cukup masif dilaksanakan, terutama di pesantren-pesantren besar. Kehadiran Polri dan TNI serta Dinas Kesehatan cukup menolong upaya percepatan vaksinasi ini.

Baca Juga

"Hanya saja RMI PBNU memandang perlu perhatian lebih terhadap pesantren-pesantren kecil, menengah dan yang dimiliki oleh kiai yang bukan figur publik, agar mendapatkan kesempatan akses yang sama terhadap vaksinasi," kata Kiai Rozin kepada Republika, Jumat (3/9).

Ia juga menyampaikan, ada beberapa kepala daerah, dalam hal ini bupati selaku ketua Satgas Covid-19 yang belum mengizinkan vaksinasi untuk santri usia 12-18 tahun. Kepala daerah itu beralasan vaksin masih terbatas, maka diprioritaskan untuk usia lainnya.

 

Ia menyampaikan, RMI menyarankan agar ada komunikasi dua arah antara pesantren dengan pemegang vaksin yakni TNI, Polri dan Dinas Kesehatan. Pesantren tidak perlu malu-malu untuk mengajukan vaksinasi santrinya.

"Sebaliknya, pemegang vaksin juga diharapkan proaktif berkomunikasi dengan pesantren," ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Menteri Agama (Wamenag), KH Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan, percepatan vaksinasi sangat penting sebagai ikhtiar untuk bisa segera mewujudkan herd immunity. Vaksinasi di lingkungan pesantren juga sangat strategis. Sebab, selain jumlah kiai dan santri yang sangat banyak, juga bisa mendorong kepercayaan masyarakat sekitar untuk ikut vaksinasi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement