Ahad 05 Sep 2021 19:28 WIB

SP Bangodua, Upaya Pertamina Dongkrak Migas Saat Pandemi

Pertamina EP Jatibarang berhasil memenuhi komitmen untuk menuntaskan CSU

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Gita Amanda
PT Pertamina EP Jatibarang Field yang tergabung dalam Zona 7 Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina, terus berupaya meningkatkan produksi dan kualitas minyak dan gas (migas) di Stasiun Pengumpul Bangodua (SP BDA).
Foto: dok. Istimewa
PT Pertamina EP Jatibarang Field yang tergabung dalam Zona 7 Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina, terus berupaya meningkatkan produksi dan kualitas minyak dan gas (migas) di Stasiun Pengumpul Bangodua (SP BDA).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Di tengah pandemi Covid-19, PT Pertamina EP Jatibarang Field yang tergabung dalam Zona 7 Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina, terus berupaya meningkatkan produksi dan kualitas minyak dan gas (migas).

Perusahaan itupun berhasil memenuhi komitmen untuk menuntaskan Commissioning Start Up (CSU) dan mengintegrasikan fasilitas pemisahan minyak dan gas serta pengeringan gas, yang berada di Stasiun Pengumpul Bangodua (SP BDA). Fasilitas tersebut diresmikan oleh General Manager Zona 7, A Pujianto dan Kepala Divisi Manajemen Proyek dan Pemeliharaan Fasilitas SKK Migas, Ardiansyah, pada Selasa (31/8) lalu.

Baca Juga

"CSU merupakan upaya yang dilakukan oleh Pertamina EP, guna menjaga kehandalan fasilitas produksi dalam mendukung kelancaran operasional untuk mencapai target produksi migas,’’ ujar General Manager Zona 7, Pujianto, Jumat (3/9).

Berlokasi di Desa Sukagumiwang, Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu,  proses integrasi tersebut melibatkan beberapa fasilitas produksi yang berada di SP BDA. Salah satunya adalah fasilitas Dehydration Unit (DHU).

Adapun mekanismenya adalah dengan memproduksikan sumur gas (sumur BDA-03) dan sumur minyak (sumur BDA-04 dan BDA-06). Gas hasil pemisahan dari SP BDA kemudian diproses lebih lanjut menggunakan fasilitas DHU, yang dirancang dengan kapasitas 5 MMSCFD, untuk memproses gas dari sumur-sumur tekanan tinggi. Proses tersebut bertujuan agar spesifikasi gas kering (dry gas) memiliki water dew point atau titik embun air maksimal 10 LB/MMSCF.

"On stream fasilitas SP BDA merupakan milestone penting sebagai upaya untuk dapat memproduksi minyak dengan kapasitas gross liquid sebesar 3.000 BLPD dan gas 10 MMSCFD serta meningkatkan kualitas gas, dengan maksimum kadar air pada gas sebesar 10 lb/MMSCF,’’ terang Pujianto.

Pujianto pun mengapresiasi seluruh tim dan stakeholder yang telah mendukung kelancaran operasional selama masa CSU di SP BDA. Menurutnya, pencapaian proyek SP BDA PT Pertamina EP itu tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, seperti Ditjen Migas, SKK Migas, seluruh jajaran manajemen Pertamina, baik di holding, subholding upstream maupun PT Pertamina EP, serta seluruh instansi dan pihak terkait lainnya. "Terima kasih atas dukungannya,’’ tutur Pujianto.

Pujianto menambahkan, kedepan, Pertamina EP khususnya Zona 7 akan terus melakukan berbagai inovasi dan meningkatkan pengelolaan aspek keteknikan, rekayasa, dan manajemen. Namun, hal itu dilakukan dengan tetap mengutamakan keselamatan kerja dalam pemenuhan target-target penyelesaian proyek hulu migas.

Pujianto pun berharap, dengan pencapaian tersebut, dapat mempertahankan bahkan meningkatkan produksi minyak dan gas dari lapangan Bangadua. Selain itu, dapat meningkatkan kualitas produksi gas sesuai persyaratan.

"Juga menjadi booster dan pemicu kepada semua insan migas di seluruh Indonesia untuk tetap bergairah di masa pendemi Covid-19, dalam mencapai target produksi migas nasional sekaligus sebagai kado ulang tahun PT Pertamina EP ke-16 pada September,’’ tutur Pujianto.

Hal senada diungkapkan Kepala Divisi Manajemen Proyek dan Pemeliharaan Fasilitas SKK Migas, Ardiansyah. Dia menyatakan, tuntasnya proyek tersebut merupakan berita positif yang harus disebarkan ke seluruh industri migas.

"Dengan selesainya proyek ini, diharapkan dapat mempertahankan bahkan meningkatkan produksi minyak dan gas guna mencapai target produksi minyak dan gas nasional,’’ tandas Ardiansyah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement