Senin 06 Sep 2021 06:17 WIB

Paving Ekoplas Buatan Bank Sampah Jalani Uji Daya Tekan

Ekoplas diujikan di laboratorium kontruksi Dinas PUPR Kabupten Grobogan.

Paving ekoplas, adalah sebutan untuk paving yang diproduksi oleh Bank Sampah Resik Mletik, Desa Berdaya Kalimaro binaan Rumah Zakat.
Foto: Rumah Zakat
Paving ekoplas, adalah sebutan untuk paving yang diproduksi oleh Bank Sampah Resik Mletik, Desa Berdaya Kalimaro binaan Rumah Zakat.

REPUBLIKA.CO.ID, GROBOGAN -- Paving ekoplas, adalah sebutan untuk paving yang diproduksi oleh Bank Sampah Resik Mletik, Desa Berdaya Kalimaro binaan Rumah Zakat. Ekoplas sendiri diambil dari kata "ekonomi" dan "plastik" yang digabung. Ekoplas diujikan di laboratorium kontruksi Dinas PUPR Kabupten Grobogan.

Jadi, selaku kepala bagian pengelolaan sampah Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan menyambut baik inovasi yang dilakukan oleh bank sampah resik mletik, dan mendampingi langsung proses uji daya tahan paving ekoplas ini.

"Saya pernah dengar pembuatan paving dari sampah plastik sebelumnya, tapi baru kali ini saya benar-benar melihat bentuk jadinya. Harapan saya dengan adanya inovasi ini, sampah plastik yang tidak bernilai jual dipengepul lebih bisa dimanfaatkan dan mendatangkan nilai ekonomi,” ucap Jadi. 

Tujuan diujinya paving ekoplas ini adalah untuk mengetahui sejauh mana daya tekan paving yang berbahan utama sampah plastik ini. Selain itu evaluasi dari hasil uji pertama ini akan digunakan oleh relawan untuk memperbaiki proses produksi ekoplas itu sendiri.

Abdul Kahar selaku penguji menuturkan bahwa ekoplas ini sudah bagus hanya saja ada beberapa hal yang masih perlu diperluka.

Paving ekoplas ini mampu menahan tekanan sampai 200 knot, ini setara dengan kekuatan paving semen lokal. Hanya saja ketebalan perlu ditambah karena standar ketebalan paving adalah 6 cm, sedangkan ekoplas hanya berketebalan 5 cm.

"Kemudian, penggunaan motiv pada paving  mengurangi ketahanan daya tekan paving, jadi sebaiknya mengubah cetakan dengan yang tida bermotiv. Selain itu sudah bagus, bisa ditingkatkan lagi. Saya senang, dan baru pertama kali saya lihat dan menguji paving dari sampah,” ujar Abdul Kahar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement