Senin 06 Sep 2021 18:37 WIB

Perguruan Tinggi Tunggu Kepastian PPKM untuk PTM

Forum rektor menegaskan pelaksanaan PTM tidak boleh ada unsur pemaksaan.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Agus raharjo
 Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Panut Mulyono.
Foto: Dok UGM
Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Panut Mulyono.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Forum Rektor Indonesia Panut Mulyono mengatakan, hampir seluruh perguruan tinggi telah merencanakan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Namun, mereka perlu mempertimbangkan sejumlah hal, seperti vaksinasi Covid-19 bagi mahasiswa dan kriteria level situasi Covid-19 di daerah masing-masing.

"Saat rapat masing-masing rektor menyampaikan rencananya, tetapi menunggu kepastian PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) di level berapa, masih pada melihat, tetapi semua sudah merencanakan (PTM)," ujar Panut saat dihubungi Republika.co.id, Senin (6/9).

Dia menjelaskan, ketika semua mahasiswa belum mendapatkan dua dosis vaksinasi Covid-19, ada kekhawatiran dari dosen jika dilaksanakan PTM. Begitu pula orang tua mahasiswa yang keberatan untuk PTM jika anaknya belum divaksin dua kali karena khawatir bisa tertular Covid-19 di kelas.

Menurut Panut, saat ini para rektor sedang mengupayakan vaksinasi bagi seluruh mahasiswa. Sementara, vaksinasi untuk dosen dan karyawan sudah berjalan, meskipun masih ada beberapa dari mereka juga yang belum divaksin.

Selain itu, mahasiswa di satu perguruan tinggi berasal dari berbagai daerah. Sehingga pihak kampus perlu mengumumkan jauh-jauh hari rencana PTM kepada para mahasiswa agar bersiap tinggal di kosan atau asramanya.

"Kalau mahasiswa itu datang dari berbagai daerah, kami siasati bahwa sebelum perkuliahan dimulai kita harus sudah umumkan jauh-jauh sebelumnya agar mahasiswa-mahasiswa dari luar-luar daerah mengumpul di kosan," kata dia.

Panut yang juga Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) menyampaikan, kampusnya telah merencanakan PTM terbatas digelar pada Agustus lalu. Namun, PTM gagal dilaksanakan karena kasus Covid-19 meningkat pada Juni.

UGM akan terlebih dahulu melihat kondisi pandemi setelah ujian tengah semester dan kriteria level situasi penanganan Covid-19 di Yogyakarta. "Apakah pertengahan Oktober ini terus turun dan Yogyakarta sampai ke level berapa nanti, sekarang masih level 4 kalau turun ke level 2 atau level 3 kami pastikan akan memulai bauran (PTM dan pembelajaran jarak jauh/daring). Kalau naik lagi ya kita tunda lagi," jelas Panut.

Dia juga menambahkan, pelaksanaan PTM pun tidak boleh ada unsur pemaksaan. UGM sendiri telah menyiapkan langkah atau concern inform agar semua pihak seperti mahasiswa dan orang tuanya, dosen, serta kampus tidak saling menyalahkan satu sama lain.

UGM akan mengadakan sampling pemeriksaan terhadap beberapa kelas dengan GeNose atau antigen. Apabila dari samping terdeteksi ada yang terpapar Covid-19 maka yang bersangkutan diarahkan untuk melakukan isolasi mandiri di asrama yang sudah disiapkan kampus.

"Tidak bisa dibebaskan pulang, karena ada teman kos, ibu kos. Solusinya tempat isolasi. Harus kita yakinkan sehingga harus semua sepakat, sehingga nanti tidak menyalahkan kalau ada apa-apa," tutur dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement