Selasa 07 Sep 2021 01:11 WIB

Pelajar Palestina Jalani PTM di Pengungsian Yordania

Pelajar pengungsi Palestina di Yordania kembali mengenyam pendidikan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
 Pelajar Palestina menggambar di sekolah Khirbet Al - Malih dekat lembah Jordan, 30 Desember 2020. Sekolah tersebut menerima pemberitahuan pembongkaran dari otoritas Israel karena berlokasi di Area C Tepi Barat, yang merupakan lebih dari 60 persen dari area tersebut. Tepi Barat tetapi berada di bawah kendali penuh militer Israel.
Foto: EPA-EFE/ALAA BADARNEH
Pelajar Palestina menggambar di sekolah Khirbet Al - Malih dekat lembah Jordan, 30 Desember 2020. Sekolah tersebut menerima pemberitahuan pembongkaran dari otoritas Israel karena berlokasi di Area C Tepi Barat, yang merupakan lebih dari 60 persen dari area tersebut. Tepi Barat tetapi berada di bawah kendali penuh militer Israel.

IHRAM.CO.ID,  AMMAN -- Pelajar pengungsi Palestina di Yordania kembali mengenyam pendidikan di sekolah secara tatap muka. Mereka menjalani hari pertama masuk sekolah tahun ajaran 2021-2022 secara tatap muka setelah berbulan-bulan harus belajar jarak jauh di tengah pandemi.

Salah satu siswa kelas 6, Lara, sangat senang bisa kembali ke sekolah tercintanya. "Saya benar-benar rindu berada di dalam kelas bersama teman-teman dan guru-guru saya," kata dia dikutip dari laman resmi UNRWA, Senin (6/9).

Baca Juga

Lebih dari 119.000 anak bersekolah di 161 sekolah yang dikelola oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Yordania. Sekolah UNRWA membuka pintu mereka untuk para siswa pengungsi Palestina sesuai dengan peraturan kesehatan dan keselamatan Pemerintah Yordania.

"Ini adalah momen perayaan. Saya sangat senang bahwa kami akhirnya melihat siswa kami menghadiri kelas secara langsung dan dapat menerima pendidikan mereka secara tatap muka lagi," kata Direktur Urusan UNRWA di Yordania, Marta Lorenzo.

Menurut dia, para staf pendidikan selama ini telah bekerja luar biasa dan berusaha keras untuk memastikan tidak ada siswa yang tertinggal dan pembelajaran terus berlanjut tanpa gangguan terhadap anak-anak pengungsi. Dalam upacara, Lorenzo mengumumkan pembaruan 13 sekolah putra dan putri di Amman New Camp (ANC) menjadi tujuh sekolah dengan giliran tunggal yang berlaku segera.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement