Senin 06 Sep 2021 21:37 WIB

Bupati: Penyerangan Pos TNI Kasus Tersadis di Maybrat

Bupati sebut kasus seperti ini belum pernah terjadi selama ratusan tahun.

Prajurit TNI mengusung peti jenazah menuju ke mobil jenazah di Markas Komando Korem 181/PVT Kota Sorong, Papua Barat, Jumat (3/9/2021). Empat jenazah prajurit TNI AD, korban penyerangan Kelompok Separatis Teroris (KST) di Pos Persiapan Koramil Kisor Distrik Aifat, Kabupaten Maybrat, Papua Barat diberangkatkan ke daerah masing-masing untuk dimakamkan.
Foto: Antara/Olha Mulalinda
Prajurit TNI mengusung peti jenazah menuju ke mobil jenazah di Markas Komando Korem 181/PVT Kota Sorong, Papua Barat, Jumat (3/9/2021). Empat jenazah prajurit TNI AD, korban penyerangan Kelompok Separatis Teroris (KST) di Pos Persiapan Koramil Kisor Distrik Aifat, Kabupaten Maybrat, Papua Barat diberangkatkan ke daerah masing-masing untuk dimakamkan.

REPUBLIKA.CO.ID, SORONG -- Bupati Maybrat Papua Barat, Bernard Sagrim menyatakan bahwa penyerangan Pos Ramil Kisor yang menewaskan empat anggota TNI AD adalah kasus tersadis sepanjang sejarah kabupaten tersebut. Menurutnya, penyerangan dan pembantaian anggota TNI AD tersebut baru kali ini terjadi di Maybrat.

"Peristiwa seperti ini baru pernah terjadi dalam ratusan tahun di kehidupan kami orang Maybrat Ayamaruraya, Aitinyo raya dan Aifat raya," kata Bernard Sagrim di Maybrat, Senin.

Baca Juga

Pertikaian lokal, kata ia, sering terjadi tapi tidak sesadis kasus penyerang Posramil Kisor. Siapapun orangnya, kata dia, beragama ataupun tidak beragama, ini merupakan perbuatan keji yang harus dipertanggungjawabkan secara hukum.

"Kami serahkan kepada bapak Kapolda mengusut untuk mengetahui siapa dan dari kelompok mana yang melakukan perbuatan tersebut," ujar Bupati.

Ia mengatakan bahwa atas nama pimpinan daerah dan sebagai orang tua di Kabupaten Maybrat, beserta semua pemangku kepentingan dan seluruh warga masyarakat menyampaikan turut prihatin dan berduka atas gugurnya empat orang prajurit TNI di Kabupaten Maybrat."Atas nama warga masyarakat, pemerintah Kabupaten Maybrat saya memohon maaf kepada petinggi TNI, bapak Panglima TNI, Kasad, Pangdam dan jajarannya atas perbuatan yang dilakukan oleh oknum warga masyarakat Maybrat," katanya lagi.

Bupati mengharapkan bahwa kejadian ini adalah yang pertama dan yang terakhir di wilayah Maybrat dan pada umumnya di wilayah hukum Provinsi Papua Barat.Dia mengingatkan kepada warga masyarakat bahwa kehadiran tentara dan polisi bukan untuk menakuti tapi untuk memastikan kehadiran pemerintah untuk melindungi warga masyarakat setempat.

Penyerangan yang dilakukan oleh puluhan anggota separatis dilakukan pada saat gelap hari. Para pelaku menganiaya korban yang jumlahnya tak sebanding.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement